Mohon tunggu...
rosaline halim
rosaline halim Mohon Tunggu... -

Hanya seorang pengembara di dunia yang sedang mengumpulkan bekal untuk perjalanan akhir.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gitar Tua

19 Desember 2011   10:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di senja hari,
kala burung hendak pulang ke sarangnya.
Kuraih gitar tuaku,
tubuhmu penuh gores dan debu.
Perlahan kuusap dan kubelai
kubersihkan setiap pojok,
lalu kustem dawai dawaimu
C
D
E
F
G
A
B
C
DWEENG
dan senar gitar pun putus.
Terkesiap...
Lalu aku meraih sebungkus senar yang baru, kupasang sehelai demi sehelai
kukencangkan sedikit demi sedikit
lalu kembali kumainkan nada nada
C
D
E
F
G
A
B
C
lalu mulai kudendangkan lagu lagu cinta, kisah kasih asmara.
Tiba-tiba jariku terselip dan menghasilkan nada nada minor
Cminor
Dminor,
Eminor
nada nada sumbang kehidupan.
Kadang kadang terselip nada nada mayor.
FMayor
GMayor
AMayor
Bersama menyanyikan lagu kehidupan, kadang datar, kadang sumbang, kadang melengking,kadang lirih...
Gitar tua di sudut kamar
walau usang penuh debu
jangan kau hilang jernih suaramu, selagi dawai masih mampu mengalun.
Gitar tuaku teruslah kau bernyanyi, mainkan lagu lagu cinta, dan asa.
Usah kau ragu walau kadang merdu kadang sumbang,tak jarang senarmu putus di jalan.
Mari terus mainkan nada nada
C
D
E
F
G
A
B
C

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun