Mohon tunggu...
Elnoerhayati Syamer
Elnoerhayati Syamer Mohon Tunggu... -

Lagi Belajar nulis ney....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jiwa dan Ruh Javanese Obama

10 November 2010   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah sambutan yang sangat sederhana untuk seorang seorang Presiden AS. Di Lanud Halim Perdana Kusuma, tepat pukul 16.22 wib iring-iringan Presiden Barack Obama keluar dari pesawat yang ditumpanginya. Hanya terlihat Wakil Presiden Boediono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Dubes RI Dino Patti Djalal, Gubernur DKI Jakarta, dan sejumlah pejabat lain. Tidak seperti menyambut kedatangan pejabat AS terdahulu. Pengawalan yang extra ketat, Lanud dipenuhi pasukan militer pengaman dengan tank-tank tersebar serta pesawat siap tempur yang seolah siap beraksi kalau-kalau terjadi serangan.

Begitu sangat sederhana sambutan terhadap Obama, jauh dari kesan ketakutan akan ancaman keselamatan terhadap dirinya. Keramahannya terhadap orang-orang yang disalami sejak turun dari pesawat hingga di Istana Negara terlihat sekali kalau itu adalah keramahan yang alami sebagai sosok asli pribadinya, bukan keramahan yang dibuat-buat lantaran dirinya seorang presiden. Tidak bermaksud membandingkan, Penulis mengamati pada saat SBY diperkenalkan oleh Obama ke para pejabat pemerintahannya. Nampak SBY menyalami satu persatu dengan wajah serius, sepertinya SBY hanya berkata “thanks n welcome to Indonesia” sambil bersalaman dengan sedikit senyum lalu tanpa berlama-lama langsung mengarahkan pandangan ke sebelah orang yang barusan disalaminya dan mengulangi sambutan seperti tadi. Sebuah waktu yang cukup singkat, kurang dari 1 menit.

Pemandangan berbeda saat melihat Obama yang diperkenalkan kepada pejabat pemerintah Indonesia oleh SBY. Satu persatu menteri yang disalami Obama mendapat kesempatan diajak berdialog dengan hingar senyum lepasnya. Entah apa yang dibicarakan,tidak terdengar jelas karena penulis hanya mengamati melalui televis. Tidak kurang dari 3 menit untuk satu orang menteri yang diberi salam hangat oleh Obama plus dialog santainya.

Rasanya terlalu berlebihan kalau Penulis memuji Obama. Tapi memang itulah yang nyata terlihat dari setiap tingkah pola suami Michelle ini. Dihadapan para wartawan yang mengabadikan kesempatan ini dia sempat tersenyum khusus pada semua insan pers sambil berkata ”selamat sore”. Dalam sesi Tanya jawab dengan wartawan, lagi, terlihat sikap santai namun serius. Maaf, berbeda dengan SBY yang terlihat tegang. Mengakhiri konferensi persnya, tidak lupa ucapan “Wassalamu’alaikum” meluncur darinya.

Kita, masyarakat Indonesia dan Obama sendiri, pastinya tidak akan pernah lupa kalau dia pernah berada selama 4 tahun di Negara ini. Indonesia, yang oleh banyak Negara lain terkenal akan keramah-tamahan penduduknya. Sikap yang tercermin dan tetap dimiliki Obama saat kembali ke Jakarta setelah sekian lama meninggalkan Indonesia kembali ke tanah airnya.

Meski dalam tubuhnya tidak mengalir darah Indonesia, tapi ruh dan jiwanya tidak bisa disangkal dan kental terpancar bahwa Obama juga seorang Javanese-Indonesia. Pigur seorang ayah tirinya “Lolo Soetoro” yang tulen Jawa rupanya membekas dan tersirat dalam pribadi Obama. Dalam Wikipedia tertulis “Barack Obama mendeskripsikan bahwa ayah tirinya adalah pribadi yang ramah, santun, dan mudah bergaul dengan orang lain”.

Penulis berpendapat, karena merasa Indonesia adalah juga tempatnya, adalah juga rumahnya, Obama percaya pada warga Indonesia bahwa keamanan dirinya selama berada di Indonesia tidak perlu dicemaskan, karenanya tidak perlu sambutan dan pengamanan super ketat saat tiba di Lanud, tidak juga terlau banyak iring-iringan mobil yang mengawali selama perjalanan menuju Istanan Negara dari Lanud.

Itulah Barak Husein Obama, Presiden AS ke- 44, tidak lupa dengan Indonesia yang pernah menjadi kampung halamannya meski hanya 4 tahun. Keramahtamahan dan sosok santun yang merupakan ciri khas orang-orang di negara kita telah menyatu dan menjadi bagian dalam pribadinya. Sikap santai dan tenangnya selama kunjungan sungguh terlahir alami dari dalam dirinya. Memang tidak perlu ada rasa ketakutan akan keselamatan jiwanya ditengah-tengah banyak mata Negara lain yang menganggap Indonesia adalah Negara teroris. Karena Obama tahu bahwa di sini, di Indonesia ini, adalah juga rumahnya, tempat tinggalnya. Lalu bagaimana dengan kita selaku orang Indonesia sendiri, masihkah tetap memegang nilai-nilai budaya dan etika pribadi Indonesia sesungguhnya…?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun