Mohon tunggu...
Lyfe

Kebiasaan Warga di AKhir Bulan Ramadan

24 Juni 2017   10:44 Diperbarui: 24 Juni 2017   10:51 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kampoengsinaoe.org

Kebiasaan Warga di  Akhir Bulan Suci Ramadan


Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Di setiap akhir bulan ramadan ada yang namanya malam lailatul qodar. Pada malam ganjil atau malam 29 warga melakukan sholat malam atau yang disebut sholat qiyamul  lail. Sholat malam itu bertempat di Masjid Baitturrohim, Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo. Suasanan di Masjid saat itu terlihat ramai banyak oran yang sibuk menyiapkan memasang terop, banner. Sholat malam tersebut dilaksankan pukul 00.35 - 01.10 wib. Semua kegiatan berhenti dan mereka melaksanakan sholat malam. Disana kita melaksanakan sholat tasbih, sholat hajat, sholat sujud syukur dan yang terakhir istighosah. Saat sholat akan dimulai lampu-lampu yang ada dimasjid dimatikan supaya sholat lebih khusyuk.

Banyak warga yang mengikuti sholat malam tersebut, mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang tua. Mereka melaksanakan sholat dengan khusyuk dengan suasana yang hening yang di imami oleh Bapak Azzadi yang melantunkan bacaan dengan khidmat. Terlihat sangat bersemangat mendatangi masjid tersebut padahal sudah menjelang lebaran.

Pada saat malam takbir di Desa Siwalan Panji biasanya mengadakan lomba takbir keliling yang diwakili setiap RT, sementara jumlah RT di desa Siwalan panji berjumlah 25 RT. Sebelumnya setiap warga menyiapkan kostum dan aneka macam hiasan untuk diperlombakan dan yang menang juara I, II, III akan mendapat hadiah dari sang juri.

Dengan adanya acara ini warga merasa senang terutama bagi anak kecil yang bersorak melantunkan suara Allahhuakbar, Allahhuakbar, Allahhuakbar laillahhaillahhahhuallahhuakbar. Acara takbir keliling ini sudah menjadi kegiatan yang turun temurun dari dulu. Dengan berjalan kaki memutari desa yang sudah di kasih rute oleh pihak panitia dari remas. Kebanyakan masyarakat membawa oncor sebagai penerang dijalan. Oncor ini terbuat dari bambu yang dipotong menjadi beberapa bagian dengan ukuran sedang lalu diisi minyak gas dan sumbu supaya bisa menimbulkan api. Acara seperti ini biasanya sampai malam sekitar pukul  22.00 keatas dan para remaja menyalakan mercon yang terbuat dari kertas dengan suara yang sanagt keras untuk mengakhiri kegiatan ini.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun