Mohon tunggu...
Latatu Nandemar
Latatu Nandemar Mohon Tunggu... Relawan - lahir di Pandeglang Banten

Lahir di Pandeglang, Banten. seorang introvert yang bisa menjadi extrovert ketika situasi mengharuskan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Don't Judge A Book by Its Cover Itu adalah Pepatah yang Luar Biasa

29 Maret 2023   20:25 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:39 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dont Judge A Book Just From Its Cover!" Saya pernah mendapatkan pelajaran kehidupan yang sangat berharga dari pepatah barat yang satu ini.

Saya memiliki banyak teman. Di antara semua teman, ada satu teman yang belum begitu lama saya kenal yang menurut saya sangat menyebalkan. Tingkahnya, cara berbicara, cara berpakaian dan lainnya sangat tidak saya sukai. Pokoknya, hampir 99 persen apa yang ada pada dirinya sangat tidak saya sukai dengan alasan karena gayanya yang tidak sesuai dengan saya.

Kemudian teguran untuk ke-subjektif-an saya datang dalam bentuk musibah yang tidak pernah saya inginkan (emang ada musibah yang diinginkan?). Istri saya mengalami pendarahan tak lama selang dua pekan pasca melahirkan anak pertama.

Darah yang keluar cukup banyak. Oleh karena itu harus ada darah yang masuk untuk menggantikan. Pendeknya istri saya membutuhkan darah segar bergolongan B dari kalangan apa pun, entah dari kalangan darah biru, darah ningrat atau pun dari kalangan biasa saja.

Ternyata sangat tidak mudah. Dari belasan group WA yang di mana saya tergabung di dalamnya, banyak yang menyatakan keprihatinan tetapi tak ada satu pun yang memberi kabar gembira. Sisanya tidak merespon. Bahkan satu group WA yang bernama group "Best Friends", tak ada yang memberi respon sama sekali.

Ketika saya sedang kalut di luar ruang perawatan, sebuah pesan dari nomor yang tak saya kenali muncul di smartphone saya. Gambar profilnya adalah gambar sebuah toko yang memajang susunan sembako. Nomor tersebut menanyakan lokasi dan memastikan kebenaran bahwa istri saya butuh donor darah bergolongan B. Saya langsung jawab tanpa bertanya "ini nomor siapa?".

Karena khawatir orang tersebut tersinggung dengan pertanyaan semacam itu, dan juga isi kepala saya memang sedang penuh terisi oleh kepanikan.

Semuanya pasti sudah bisa menebak siapa yang muncul, ya, benar. Sosok yang sangat tidak saya sukai itulah yang datang. Awalnya, saya tidak terlalu bergembira dengan kehadirannya karena saya tidak tahu bahwa dia adalah pemilik nomor yang tadi, yang kemudian saya segera menyesali ketidak gembiraan saya ini.

Dia mengatakan bahwa golongan darahnya sesuai dengan golongan darah yang sedang saya cari. Kemudian dia menanyakan di mana dia bisa mendaftarkan dirinya untuk berdonor. Saya yang masih sedikit malu karena yang datang menolong ternyata orang yang saya anggap menyebalkan ini lebih memilih meminta ijin kepadanya untuk ke toilet.

Setibanya di toilet, entah itu toilet pria entah itu toilet wanita yang sudah saya masuki, saya menangis sejadi-jadinya di depan cermin yang ada wastafelnya. Malu, terharu, dan banyak lagi rasa lain bercampur seperti diblender dan mengaduk keadaan emosi saya. Saya tidak tahu berapa lama saya tenggelam dalam isak air mata, tetapi saya segera cuci muka dan menemui teman "menyebalkan" yang tadi saya tinggalkan di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun