Tak bisa disalahkan juga jika banyak juragan angkot yang memilih beralih ke bisnis lain. Karena selain mudahnya setiap orang untuk bisa memiliki kendaraan roda dua, mereka juga harus menghadapi harga-harga onderdil yang mahal sehingga menambah biaya operasional. Ditambah dengan harga BBM yang selalu saja mengalami kenaikan sementara untuk menambah tarif ongkos selalu saja mendapatkan protes dari para penumpang.
mungkin dengan diberlakukan angkot day pada hari-hari tertentu dalam satu pekan bisa menjadi salah satu solusi untuk masalah angkot di jalanan ini. Yaitu dengan mewajibkan hari-hari tertentu dalam satu pekan para pengguna jalan tidak diperkenankan untuk menggunakan motor untuk aktivitas mereka, tetapi wajib naik angkot. Selain untuk mengurangi kemacetan, juga bisa untuk membantu meningkatkan pendapatan para supir angkot ini sehingga kesejahteraan mereka bisa terjaga.
Jika solusi di atas tadi dirasa kurang tepat, semoga segera ada solusi dari pemerintah mengenai masalah per-angkotan ini. Karena, meski keberadaan mereka kini lebih dianggap sebagai pengganggu, tetapi jangan lupa, masih banyak orang-orang yang berprofesi sebagai supir angkot yang artinya mereka masih menggantungkan perekonomian mereka pada keberadaan angkot. Karena para sopir ini banyak yang tidak bisa beralih ke pekerjaan lain disebabkan skill yang mereka miliki "hanya" sebatas urusan memacu kendaraan di jalan raya. Mereka seolah tak memiliki pilihan menekuni bidang lain karena keterbatasan lapangan pekerjaan dan juga keahlian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H