Mohon tunggu...
Latatu Nandemar
Latatu Nandemar Mohon Tunggu... Relawan - lahir di Pandeglang Banten

Lahir di Pandeglang, Banten. seorang introvert yang bisa menjadi extrovert ketika situasi mengharuskan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meski Sedikit Berbahaya, Saya Rasa Lato-lato dan Permainan Tradisional lainnya Masih Lebih Baik daripada Game Online

2 Februari 2023   11:02 Diperbarui: 2 Februari 2023   11:05 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua contoh permainan tadi memiliki karakteristik sama, yaitu menuntut para pemainnya agar bisa tangkas, kuat, berani dan mampu menciptakan strategi-strategi tertentu untuk bisa mengalahkan lawannya. Tentu saja itu akan menuntut untuk memeras fisik dan otak para pemain. Dan jangan lupa, mereka juga akan belajar untuk bisa bekerjasama dalam sebuah tim karena harus memainkan secara kelompok tadi.

Benturan-benturan fisik memang biasa selalu terjadi pada setiap permainan tradisional. Jatuh, lecet, bengkak dan lain sebagainya adalah risiko-risiko yang memang tidak bisa dihindari. Tetapi justru dari hal itu setiap anak bisa belajar tentang risiko dan bagaimana mengantisipasinya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hal-hal seperti ini seharusnya dikenalkan pada anak-anak sebagai bekal kekuatan mental mereka.

Sama halnya dengan belajar sepeda. Kita pasti akan merasakan jatuh, terluka, lecet, bengkak, menangis dan lain sebagainya. Tapi setelah kita berhasil melewati masa itu, kita akan bisa menggunakan sepeda dengan terampil tanpa takut terjatuh dan terluka lagi.

Tetapi bukan berarti kita juga harus lepas tangan dengan risiko-risiko itu. Kita bisa mendampingi dan memberi arahan kepada mereka bagaimana cara bermain yang aman. Kita juga bisa memastikan terlebih dahulu sebelum benda tersebut dimainkan, apakah sudah terikat dengan baik atau belum terikat dengan kuat. Dengan begitu bahaya lebih besar yang ditimbulkan bisa terhindarkan.

Sepanjang risiko cedera yang didapat tidak menimbulkan bahaya permanen, saya lebih memilih memberikan permainan tradisional daripada menyodorkan mereka pada gadget yang membuat anak jadi lebih banyak aktif di dunia maya daripada dunia nyata. Kemampuan mereka dalam melakukan interaksi sosial bisa terasah dengan baik jika mereka melakukan permainan tradisional.

Gadget lebih rentan membuat candu terhadap penggunanya. Game online misalnya. Sudah banyak kasus-kasus terjadi pada anak di bawah umur akibat game online. Mencuri uang untuk bisa bermain game di warnet, atau kerusakan saraf yang membuat fungsi tubuh tidak bekerja dengan semestinya karena terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget tersebut.

Bagi saya, efek yang diakibatkan oleh permainan yang menuntut fisik pada permainan tradisional masih lebih baik daripada efek yang diakibatkan oleh game online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun