Aku sadar, aku tak bisa terbang tinggi seperti burung layang-lanyang, tak bisa terbang cepat segesit elang yang menyambar mangsa. Ku hanya diciptakan apa adanya, terbang dengan kecepatan dan ketinggian alakadarnya. Namun, ini mengajarkan ku, bahwa di atas langit masih ada langit. Ku tak boleh sombong, seperti segelintir bangsa manusia, sombong dengan jabatannya yang tinggi, manis berkata dan menebar janji, tapi tak terealisasi. Ups... maaf aku keceplosan. Aku tahu, aku terlahir tak sempurna, ku harus melewati fase kepompong sebelum bermetamorfosa menjadi kupu-kupu indah, itulah peroses yang mesti ku lalui. Tapi, keadaan ini membimbingku, untuk terus berkerja keras dan berusaha, agar menjadi kupu-kupu sempurna, yang indah di pandang mata. Tak seperti mereka yang terlalu angkuh dengan ketampanan/kecantikan dan kekayaannya, padahal pernahkah mereka memikirkan peroses kejadian mereka?. Aku mengerti, tubuhku mungil, akan tetapi, ketiadaanku membawa petaka bagi para bunga. Hmmmm andai saja ku absen satu hari, bunga pasti kesepian. Beginilah hidup ini, semua saling membutuhkan, yang kaya, yang miskin, yang pintar, yang bodoh, yang tinggi, yang pendek, semua saling melengkapi. Jangan saling menzhalimi, membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain. Ku yakin rakyat kupu-kupu sependapat dengan ku. Inilah aku, kupu-kupu muda yang baru beranjak dewasa, baru belajar tentang lika-liku kehidupan, warna-warni impian, corak-ragam harapan, demi menata dan meniti hati, menjadi kupu-kupu sejati. Ku berharap, hidupku memberi manfaat bagi yang lain, kehadiranku menciptakan kesujukkan, keberadaanku memberi warna indah, dan ketiadaanku menggoreskan seraut kesedihan. hehe… Sengaja ku tulis curahan hati ini, tidak dengan bahasa kupu-kupu, karena ku yakin, tidak rakyat kupu-kupu saja yang membacanya, mungkin juga ada bangsa dan kerajaan lain yang kebetulan lewat, mampir di taman bunga nan indah ini. Tempat kami belajar, tempat kami berbenah, tempat kami berjuang. Kupu-kupu mungil di kuncup mawar merah http://elmizah.wordpress.com/kisah/curhat-si-kupu-kupu/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H