Hidup memang penuh teka teki, bak misteri yang sulit di mengerti. Hari ini saling mencintai, seminggu kemudian sudah benci. Dulu hari-harinya berteman dengan narkoba dan extasi, eh…sekarang dah jadi kiai. Yah…beginilah realita dan fakta hidup yang kita jalani.
Pepatah mengungkapkan : “Jauh berjalan banyak dilihat. Lama hidup banyak dirasa”. Nostalgia kehidupan yang kita hadapi, pahit getirnya petualangan jejak yang kita lalui, rumitnya lika liku perjalanan yang kita telusuri, semuanya mempunyai hikmah tersendiri. Maka jadikanlah segala apa yang telah terjadi, sebagai sugesti dan motivasi, bahkan solusi pasti, agar dilobang yang sama, kita tak jatuh dua kali.
Kerap kali kita lihat, seorang sahabat patah semangat, mungkin karena gagal meraih cita-cita. Seyogianya, kita harus tetap optimis, yakin dan percaya, bahwa kita mampu dan bisa. Tanamkanlah niat yang kuat, tekad yang bulat, tepis semua kelibat kabut pekat, yang menghalangi disetiap derap langkah kita. Pesimis, lemah, mudah putus asa, penakut, terlalu pasrah dan hanya bisa berpangku tangan, bukanlah tipe para Generasi Rabbani.
Sisa-sisa waktu yang masih ada, mari sama-sama kita optimalkan untuk membenahi diri, membekali jiwa dengan ilmu pengetahuan, penuhi relung-relung qalbu dengan nilai-nilai iman dan taqwa, hiasi perilaku dengan akhlak yang mulia. Berusahalah untuk mengatur waktu, jangan sempat waktu yang mengatur kita. Padatnya aktifitas dengan minimnya fasilitas, bukan berarti boomerang bagi mental kita. Justru, pulau emas bertahtakan intan tak akan tergapai, kalau kita tidak mampu melawan ombak dan badai. Ingatlah, untuk menggapai asa dan cita-cita, tidak semudah makan sate Padang, tak seenak makan empek-empek Palembang. Akan tetapi, butuh pengorbanan, keuletan dan ketabahan.
Tinggikanlah cita-citamu setinggi bintang di langit. Namun, rendahkanlah hatimu, serendah mutiara didasar lautan. Pakailah gaun pengantinmu, setelah engkau sandang gelar sarjanamu. Kita adalah harapan bangsa, harapan umat, kebanggaan orang tua. Buktikan pada dunia bahwa kita para pemuda, bisa mengharumkan nama negara. Ditangan pemudalah maju mundurnya suatu negara.
Inilah hidup wahai para generasi rabbani. Sedalam manakah anda menghayati pertualangan hidup ini? Akankah anda menjadi pengembara yang kehabisan bekal ditengah jalan? Terkulai lemas menanti pertolongan yang tak pasti? Ataukah anda sang juara yang berhasil melewati onak dan duri? Tepuk dada, Tanya iman.
http://elmizah.wordpress.com/motivasi/Inilah%20Hidup/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H