Allah selalu menjanjikan kebaikan bagi semua hambanya yang mau beriman dan bertaqwa. Kebaikan yang Allah berikan bukan hanya di dunia saja, namun juga di akhirat. Hal ini banyak dijelaskan dalam firmanya antara lain, QS. Al-Anfal: 29
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar."
Ayat ini Pasti benarnya, kudroh Allah atas hambanya yang mau menjalankan perintah dan menjauhi larangannya, Allah menjanjikan kebaikan di dunia berupa kemampuan untuk bisa membedakan antara yang benar dan yang batil. Di sisi lain, di akhirat kelak akan dihapus segala dosa-dosanya. Kun fayakun, seketika akan terkabul, itulan kehebatan Allah atas kuasa-Nya.
Selain di dalam Al-Qur'an, kebaikan-kebaikan Allah juga dijelaskan oleh tokoh Islam terdahulu yang dilaghomkan dalam syair-syair Tembang Jawa Mijil seperti "Wani Ngalah Luhur Wekasane". Syair yang digubah oleh Sunan Kudus dalam periode dakwahnya ini memiliki arti yang cukup mendalam.Â
Secara singkat Mijil sendiri memiliki arti kelahiran manusia di muka bumi tentang kesadaran terdapat tujuan hidup. Sedangkan syair Jawa "Wani Ngalah Luhur Wekasane" memiliki makna "siapa yang berani mengalah, kelak akan mendapat kemuliaan". Ungkapan ini erat diyakini oleh penduduk jawa terhadap masa depan kehidupan setelah hidup di dunia, dengan diungkapkan kata "wekasane" yang berarti kelak atau kehidupan yang akan datang. Syair ini Juga dikuatkan di dalam QS. An-Nahl: 30
"Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orang yang bertaqwa." (Hlm. 17).
Berani mengalah bukan berarti kalah, bukan pula berarti lemah. Namun berani mengalah yang sesungguhnya adalah ketika kita mau mengontrol ego, hawa nafsu, untuk mencari kebenaran dengan jalan perdamaian. Sesungguhnya untuk memiliki sifat berani mengalah harus memiliki jiwa yang besar. Tidak semua mampu mengaplikasikan, bahkan masih banyak orang yang mengedepankan egonya.Â
Kehidupan di dunia pasti ada cobaan, namun tidak semua mampu menyesesaikan dengan jalur perdamaian. Bisa kita lihat di sekeliling kita, yang setiap harinya selalu berdebat untuk mencari kebenaran atau pembelaan diri sendiri, tanpa ada yang mau merendah maupun mengalah, sehingga berbuah penyesalah semata.
"Tidaklah seorang hamba meninggal dunia, melainkan dia akan menyelasal, para sahabatpun bertanya, "apa yang disesalkan itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "jika dia seorang berbuat baik, dia menyesal mengapa tidak tidak menambah amalnya. Jika yang meninggal seorang yang berbuat kejahatan, dia menyesal mengapa tidak melepaskan diri dari semua urusan dunia." (HR. Tirmidzi). Hlm. 14Â
Buku "Wani Ngalah Luhur Wekasane" dengan ketebalan 266 halaman ini tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk jawa saja, namun kalangan umum juga bisa menikmati nilai luhur di dalamnya. Buku yang amat disayangkan jika tidak dibaca, isinya yang selalu mengingatkan kita untuk tetap berpegang teguh pada prinsip keimanan, sabar dan ikhlas.