Mohon tunggu...
Lia Monica Octaviana Saragi
Lia Monica Octaviana Saragi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecandu pelukan siapa?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Eh!

30 Mei 2016   15:48 Diperbarui: 30 Mei 2016   17:29 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Katamu terlontar bak petir
Menerawang aku dibalik duka
Tak sadar terlupa begitu saja
Melupakan seolah paling mudah
Tak terkira betapa sakitnya aku

Mengeringkan luka yang membusuk
Menghilangkan sesal sangat membusuk
Pembenaran pun seakan lapuk
Perbedaan menjadi senjata terburuk
Harus kulalui meski sangat terpuruk

Mengapa terikat disaat kau ingin lepas
Mengapa terluka layaknya ingin bebas
Padahal kau pelepas rindu
Padahal kau penghilang kelu
lalu?

Ada awal ada akhir
Meski pahit semua harus berakhir
Kenangan selalu tersimpan dihati
Berakhir biarlah berakhir tanpa harus disesali
Jangan tanya kenapa, namun perbaiki saja diri sendiri

Seakan duka terus merintih
Membasuh luka yang perih
Waktu seolah tertatih-tatih
Memberi asa yang datangkan pulih
Aduh...

Terasa pedih, terasa perih
Asa terus kulatih, melupakan hati yang pedih
Apa yang harus kukatakan disaat ku menangis sedih?
Menata masa depan cerah, meski masa takkan pulih
Aku adalah aku dengan semua hal yang mengikuti

Katamu kau menetap
Nyatanya kau berpindah
Katamu kau abadi
Nyatanya kau lekang
Enyahlah kau dimakan waktu

Pergi tanpa terkekang
Melayang lalu hilang
Tanpa takut menyerang
Aku tak takut menerjang
Namun aku tidak menghilang

Bius aku secara perlahan
Datanglah kau pelan-pelan
Aku takkan menahan
Menusuk nadi tak tertahan
Pilu yang kau beri menahun
Tak apa asal kau tertelan

Tidak ada yang kekal
Cintaku pun terpental
Hatiku sudah membal
Hanya kau yang bebal
Kita pun menyesal
Diselimuti rasa sesal
Harus berakhir walau kesal

Sat, 28.05.16
07.49pm
Double EL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun