Saat-saat ini adalah moment yang selalu dinantikan oleh kebanyakan orang. Hari-hari menjelang akhir bulan ramadhan pastinya selalu diramaikan dengan aktifitas mudik. Pulang ke kampung halaman untuk merayakan hari lebaran bersama keluarga besar adalah sebuah impian.
Memang menjadi kebahagiaan tersendiri bila hal tersebut dapat terrealisasi. Sebab sillaturahmi dengan keluarga besar dan kerabat merupakan suatu keagungan dalam memaknai hari lebaran. Ibarat sebuah pelengkap dalam menggapai kesempurnaan dihari yang fitrah. Sehingga keluarga adalah kesempurnaan itu.
Fenomena mudik lebaran tentunya juga menjadi hal yang ditunggu oleh kebanyakan anak kosan. Selain dapat kembali berkumpul bersama keluarga, juga dapat merasakan masakan khas orang tuanya. Akan tetapi tidak semua anak kosan turut merasakan euforia akbar tahunan itu. Tentunya adalah mereka yang tidak mudik lebaran ke kampung halamannya.
Terdapat beberapa alasan yang mendasari anak kosan yang tidak mudik. Bisa jadi karena mereka baru datang untuk memulai kuliah sehingga fokus untuk mencari kampus yang ideal. Atau para mahasiswa yang memilih tidak mudik dikarenakan sedang menjalani aktifitas lain seperti sedang mengerjakan skripsi atau lain sebagainya.
Merasakan suasana lebaran yang jauh dari keluarga besar dan kerabat sudah pasti tidak mengenakkan. Namun ada satu hal yang juga sangat tidak mengenakkan, yaitu sulitnya mencari makanan. Mungkin bagi yang sering memasak sendiri bukanlah sebuah masalah. Tetapi yang sering mengandalkan warung makan sebagai destinasi mengisi perut tentu sebuah masalah.
Sebab pada saat menjelang hari lebaran, sebagian warung makan yang biasa beroperasi akan tutup. Pemiliknya sudah pasti mudik lebaran ke kampung halaman. Hal itu biasanya mulai terlihat saat H-10. Sehingga sangat sulit bagi para anak kosan untuk mencari makanan warung. Apalagi bagi yang punya langganan untuk mengisi perut. Otomatis harus mencari alternatif lain.
Alternatifnya yaitu mungkin pada penjual nasi goreng gerobak yang sering beroperasi pada malam hari. Atau sekedar mengkonsumsi bubur di warung kopi juga bisa jadi pilihan. Setiap hari menu makanannya hampir sama seperti itu. Makanan siap saji juga bisa diperhitungkan untuk dikonsumsi.
Akan tetapi, ketersediaan nasi goreng gerobak dan warung kopi juga tidak sepenuhnya beroperasi hingga waktu lebaran. Sebab para penjualnya adalah mereka yang kampung halamannya dekat dan bisa ditempuh dalam hitungan maksimal 3 jam. Mereka lebih memilih mudik saat H-5 atau H-4. Mencari pilihan makan akan semakin sulit bagi anak kosan.
Jika sudah dalam kondisi seperti diatas, yaitu saat mayoritas penjual makanan sudah mudik, maka mie instan dan roti adalah menu yang paling nikmat dan yang terbaik bagi anak kosan.
Saat lebaran tiba, ketika menu makanan mayoritas adalah makanan khas lebaran, maka anak kosan akan mensyukuri ketersediaan roti, kue dan minuman seadanya. Tidak ada ketupat, tidak ada makanan khas lebaran dan tidak ada masakan khas kebanggan keluarga.
Yang pasti, jangan jadikan itu sebagai sebuah hal untuk tidak turut andil dalam hari kemenangan. Karena itulah sebuah perjuangan, tantangan dan pengorbanan untuk mencapai kemenangan pada tahap hidup selanjutnya. Layaknya mencapai kemenangan dihari lebaran.