Mulai dari diri
Pada topik ini diberikan penjelasan tentang perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik pada proses pembelajaran. Sebelum saya memulai proses pembelajaran hendaknya saya diharapkan mampu untuk mendalami terkait evaluasi terhadap isu-isu sosial, budaya, ekonomi, dan politik di sekolah; mampu menganalisis pengaruh faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran; dan memberikan refleksi kesadaran moral dan kultural kebangsaan tentang pendidikan di Indonesia sebagai guru Indonesia. Sehingga saya sudah memiliki bekal lebih mendalam sebelum praktek langsung di sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Eksplorasi Konsep
Pada bagian eksplorasi konsep membahas lebih detail terkait isu-isu dalam pembelajaran melalui perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pendidikan pada dasarnya tidak bisa terlepas dari pengaruh sosial, kultural, ekonomi, dan politik. Terdapat lima macam fenomena budaya dan sosial yang mempengaruhi karakter dan tindakan seseorang dalam proses pembelajaran menurut Ratner (2000): Kegiatan berdasarkan budaya atau tradisi suatu masyarakat (cultural activities), Nilai nilai budaya yang tertanam (cultural values, schemas, meanings, concepts), Materi fisik (physical artifacts), Fenomena psikologi (psychological phenomena), dan agen (agency). Kelima fenomena budaya tersebut saling terikat satu sama lain membentuk kepribadian atau karakter seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Latar belakang pengajar juga memberikan pengaruh di mana terjadi kesamaan status ekonomi dengan para murid tersebut.
Ruang Kolaborasi
Yang saya pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan saya dalam ruang kolaborasi kami memberikan pandangan kami masing-masing terkait perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam konteks pembelajaran yang memengaruhi proses pendidikan. Kami mengakui bahwa aspek-aspek ini memiliki pengaruh langsung melalui lingkungan dan interaksi yang terbentuk dalam pembelajaran. Sebagai contoh, kami membahas bagaimana latar belakang sosial-ekonomi keluarga dapat memengaruhi partisipasi siswa dalam pendidikan, seperti akses terhadap buku-buku dan perlengkapan sekolah. Kami juga berbagi pandangan tentang kesiapan mengajar dengan memperhatikan perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pembelajaran.
Demonstrasi Kontekstual
Pada demonstrasi kontekstual, saya telah memperoleh pemahaman yang penting terutama dalam hal kerjasama dan diskusi yang efektif dengan rekan-rekan kelompok menggunakan media Canva. Selama proses ini, saya menyadari bahwa kerja sama yang kuat dan komunikasi yang intens dapat membantu kami menyelesaikan tugas dengan efisien. Pembagian tugas yang adil juga memungkinkan kami berpartisipasi secara berkelompok dan bertanggung jawab atas bagian masing-masing dalam tugas tersebut. Hal ini menjadi kunci dalam proses pembelajaran yang saya alami, karena sebagai calon guru, saya akan mengajarkan nilai-nilai kerja sama, komunikasi, dan tanggung jawab kepada peserta didik saya. Saya juga belajar untuk menghargai perbedaan pandangan dari rekan-rekan dan memberikan serta menerima saran dan kritik yang konstruktif terkait tugas yang kami kerjakan. Kesempatan untuk mendengarkan perspektif dari kelompok lain dan memberikan tanggapan melalui media komunikasi online seperti Zoom juga merupakan bagian berharga dari pengalaman ini. Ini mengajarkan saya untuk terbuka terhadap berbagai sudut pandang dan menjadi lebih baik dalam berkolaborasi dengan orang lain dalam lingkungan kerja yang modern dan digital.
Elaborasi Pemahaman
Sejauh ini, yang saya pahami terkait topik ini konsep mediasi dalam teori Vygotsky menyoroti pentingnya faktor-faktor seperti alat, tanda, simbol, dan interaksi sosial dalam membantu individu memahami dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Meskipun demikian, masih ada aspek yang perlu dieksplorasi lebih lanjut, terutama terkait dengan pentingnya interaksi sosial dalam mediasi. Dinamika hubungan sosial di lingkungan sekolah, terutama untuk siswa berpenghasilan rendah, menjadi fokus penting dalam memahami tantangan dan kegagalan dalam proses pembelajaran. Hal baru yang saya pahami adalah tentang pentingnya mediasi dalam pembelajaran anak-anak. Sebelumnya, saya mungkin hanya melihat mediasi sebagai alat atau simbol dalam proses belajar, tetapi sekarang saya menyadari bahwa interaksi sosial juga merupakan bagian integral dari mediasi tersebut. Selain itu, saya juga mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik berperan dalam membentuk lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung bagi semua siswa. Saya tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang strategi konkret dalam menerapkan konsep mediasi dalam pembelajaran, terutama dalam konteks interaksi sosial. Saya ingin memahami lebih dalam bagaimana memfasilitasi interaksi sosial yang mendukung proses belajar siswa secara efektif. Selain itu, saya ingin memperdalam pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik secara lebih spesifik memengaruhi desain pembelajaran yang inklusif dan responsif.
Koneksi antar materi
Topik ini terkait erat dengan Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya karena melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana seorang guru dapat memahami kebutuhan peserta didik dalam belajar dan bagaimana proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Dengan memahami konsep mediasi dalam teori Vygotsky, guru dapat lebih sensitif terhadap berbagai gaya belajar, preferensi, dan kebutuhan individual siswa. Penerapan konsep mediasi dalam pembelajaran juga berkaitan dengan Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif. Guru perlu memahami bahwa asesmen bukan hanya tentang mengukur hasil akhir belajar siswa, tetapi juga tentang memahami bagaimana siswa mencapai pemahaman dan keterampilan tersebut.
Aksi nyata
Manfaat pembelajaran ini sangatlah besar untuk kesiapan saya sebagai guru. Pertama-tama, pemahaman mendalam tentang berbagai bentuk mediasi, termasuk alat, tanda, simbol, dan interaksi sosial, membantu saya merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Dengan memanfaatkan mediasi semiotik dan interaksi sosial, saya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, beragam, dan sesuai dengan konteks sosial siswa. Saat ini, saya akan menilai kesiapan saya sebagai seorang guru dengan skala 7 dari 10. Alasan di balik penilaian ini adalah. Melalui pembelajaran ini, saya telah memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya mediasi dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman dan keterampilan kognitif mereka. Saya merasa lebih siap untuk merancang strategi pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan siswa, terutama dalam memanfaatkan mediasi semiotik dan interaksi sosial dalam lingkungan belajar. Namun, saya menyadari bahwa masih ada ruang untuk meningkatkan pemahaman saya tentang dinamika hubungan sosial di sekolah, terutama dalam konteks siswa berpenghasilan rendah. Untuk dapat menerapkan konsep mediasi sosial dalam pembelajaran dengan optimal, ada beberapa hal yang perlu saya persiapkan lebih lanjut. Pertama, saya perlu mendalami lebih jauh teori Vygotsky tentang mediasi sosial dan memahami secara lebih mendalam berbagai bentuk mediasi yang disarankan oleh teori tersebut. Selanjutnya, saya perlu memperdalam pemahaman saya tentang dinamika hubungan sosial di sekolah, terutama dalam konteks siswa berpenghasilan rendah. Terakhir, saya juga perlu meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi dengan rekan-rekan guru serta melibatkan orangtua siswa dalam memahami pentingnya mediasi sosial dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H