Mohon tunggu...
Zahrotul Elmi
Zahrotul Elmi Mohon Tunggu... Lainnya - PPG Prajabatan 2024

Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

T1.8 Aksi Nyata Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia

20 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:20 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Refleksi Pembelajaran

Mulai dari diri

Dalam topik ini ada beberapa hal yang saya pahami sebelum memulai proses pembelajaran. Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, bahasa, etnik, yang juga memiliki perbedaan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Ketika menjadi seorang guru, kita akan mendidik dan mengajar anak-anak bangsa yang disebut dengan peserta didik. Peserta didik ini berasal dari latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda-beda. Guru tidak bisa memilih siapa yang akan mereka ajar. Bahkan bisa jadi antara guru dan para peserta didik juga memiliki perbedaan dalam bidang-bidang tersebut. Dengan beragamnya latar belakang peserta didik, tentu akan meghasilkan karakteristik dan gaya belajar yang berbeda-beda. Begitu pula dengan seorang guru, untuk bisa mentransfer ilmu kepada peserta didik, tentunya guru harus mengenal latar belakang dan perbedaan budaya, sosial, ekonomi, dan politik dari masing-masing peserta didik agar bisa menciptakan suasana pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pembelajaran berdiferensiasi yakni pembelajaran yang menyesuaikan dengan minat, kesiapan, dan kebutuhan peserta didik.

Eksplorasi Konsep

Pada bagian eksplorasi konsep saya mempelajari tentang sejarah pendidikan di mulai masa kolonial hingga masa kini. Pendidikan pada masa kolonial hanya diselenggarakan secara terbatas baik akses maupun tujuan pembelajarannya. Rakyat Indonesia hanya diajarkan membaca, menulis, dan berhitung seperlunya. Pada tahun 1922 berdirilah Taman Siswa sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa yang dibangun oleh Ki Hadjar Dewantara. Selain itu juga mempelajari tentang pengantar perspektif sosiokultural. Perspektif sosio-kultural dalam pendidikan dimulai dengan eksplorasi diri setiap individu. Eksplorasi individu tersebut menunjukkan bagaimana lingkungan sosial budaya mempengaruhi pandangan setiap individu terhadap dunia luar. Interaksi dengan keluarga merupakan pendidikan dasar yang diperkuat oleh institusi formal seperti sekolah maupun lingkungan kerja untuk memberikan pandangan mengenai norma, aturan, dan regulasi. Ketika latar belakang budaya menjadi tantangan kelas multikultural dalam pendidikan kontemporer, maka diperlukan pendidikan kognitif. Pendidikan kognitif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kognitif dasar yang diperlukan. Ada istilah ZPD, Zona Perkembangan Proksimal adalah jarak antara kemampuan aktual individu dalam mengerjakan suatu tugas/masalah secara mandiri dengan potensi kemampuan individu ketika bekerja sama dengan teman/rekan yang lebih mampu atau bimbingan dari guru untuk menyelesaikan suatu tugas atau masalah. Jadi, Proses belajar bersifat individual dan sosiokultural, oleh karena itu pentingnya memahami tidak hanya individu tetapi juga dimensi sosial dan budaya dari situasi belajar yang dikonseptualisasikan oleh Vygotsky melalui pengertian alat psikologis dan mediasi.

Ruang Kolaborasi

Pada bagian ini, kami memaparkan hasil refleksi kami setelah mengamati bersama-sama lima buah video. Hasil pemahaman kami menggambarkan kenyataan yang masih menyentuh tentang ketidakmerataan dalam sektor pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Dalam daerah ini, terdapat keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk minimnya fasilitas sekolah, kekurangan tenaga pendidik, dan aspek lain yang sangat mendukung proses pembelajaran. Dampak dari ketidakmerataan ini adalah di beberapa wilayah, anak-anak hanya mampu mengejar pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), dengan metode pembelajaran yang lebih banyak terkait dengan pengalaman alamiah. Namun, yang menarik adalah upaya konkret yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan kota untuk mengatasi ketidakmerataan ini. Salah satu tindakan yang sangat bernilai adalah pengiriman pengajar muda dari kota untuk memberikan pembaruan dalam pembelajaran, termasuk penerapan bahasa asing dan penggunaan teknologi interaktif, kepada anak-anak di daerah terpencil. Hal ini memiliki dampak positif yang sangat signifikan, yakni semakin meningkatkan semangat anak-anak untuk belajar, yang pada gilirannya mengasah potensi dan bakat mereka, dan memungkinkan mereka bersaing dengan rekan-rekan sebaya mereka yang tinggal di kota.

Demonstrasi Kontekstual

Salah satu hal yang sangat berharga yang saya peroleh dari pengalaman dalam demonstrasi kontekstual adalah kemampuan untuk berkolaborasi dan berdiskusi dengan rekan-rekan saya dengan sudut pandang yang beragam. Dalam proses ini, kami dengan tulus menyampaikan pendapat dan ide-ide yang berbeda, dan melalui diskusi yang intens, kami berhasil mencapai kesepakatan bersama yang menjadi dasar bagi kami untuk menyelesaikan tugas secara kolaboratif. Tidak hanya itu, proses ini juga memberi kami kesempatan untuk belajar bagaimana menyajikan hasil kerja kami secara efektif. Kami saling mendukung dalam mengkomunikasikan ide-ide kami sehingga rekan-rekan yang mendengarkan presentasi kami dapat dengan mudah memahaminya. Ini mengasah keterampilan komunikasi dan presentasi kami, yang sangat penting dalam dunia profesional dan akademik. Selain itu, kami juga memiliki pengalaman dalam memberikan bantuan kepada sesama. Ketika ada pertanyaan atau keraguan dari rekan-rekan kami, kami dengan senang hati memberikan jawaban dan menjelaskan konsep-konsep yang mungkin sulit dimengerti.

Elaborasi Pemahaman

Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini?
Konsep pendidikan multikulturalisme menekankan pentingnya menanamkan dalam diri setiap peserta didik kesadaran akan kompleksitas masyarakat yang beragam. Ini termasuk perbedaan etnis, budaya, suku, bahasa, dan latar belakang lainnya yang menjadi bagian integral dari identitas individu. Dalam esensinya, pendidikan multikulturalisme bertujuan untuk memastikan bahwa setiap peserta didik diakui sebagai individu yang unik, dengan pengalaman dan perspektif hidup yang berbeda. Lebih dari sekadar mengajarkan materi akademik, pendidikan multikulturalisme menekankan prinsip-prinsip kebersamaan dalam proses belajar. Hal ini mencakup penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan di antara peserta didik. Peserta didik diajak untuk melihat perbedaan sebagai suatu kekayaan, bukan sebagai hambatan. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, di mana setiap individu merasa diterima tanpa pandang bulu. Pentingnya menghargai heterogenitas ini mencerminkan nilai-nilai sosial yang positif, seperti toleransi, empati, dan pengertian.
Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai?
Pengajaran dapat disesuaikan dengan konteks lingkungan dan realitas sosiokultural yang ada di sekolah. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa para guru mampu merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kondisi sosiokultural yang eksis, sehingga kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal selama proses pembelajaran. Adaptasi pendekatan pengajaran terhadap lingkungan dan konteks sosiokultural adalah upaya yang menekankan relevansi dalam pendidikan. Dengan mempertimbangkan realitas sosial, budaya, dan ekonomi yang ada di lingkungan sekolah, para guru dapat merancang metode pengajaran yang lebih sesuai dengan pengalaman dan harapan peserta didik. Hal ini menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena lebih mudah bagi peserta didik untuk mengaitkan pelajaran dengan pengalaman sehari-hari mereka.
Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah bagaimana menerjemahkan konsep-konsep yang mendasari perspektif sosiokultural ke dalam tindakan nyata dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembelajaran yang dapat secara efektif mendukung keberagaman peserta didik selama proses pendidikan. Saya tertarik untuk mendalami bagaimana menerapkan prinsip-prinsip seperti penghargaan terhadap keragaman budaya, pengembangan interaksi sosial yang mendukung, dan pemahaman mendalam tentang zona proksimal peserta didik dalam konteks nyata pembelajaran. Pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah bagaimana cara menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan setiap peserta didik merasa dihargai dan diterima, di mana perbedaan budaya, latar belakang, dan pengalaman pribadi mereka diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran. Saya juga ingin memahami cara memanfaatkan kolaborasi dan interaksi antara peserta didik sebagai alat untuk saling belajar dan berkembang.

Koneksi antar Materi

Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?
Mata kuliah mengenai perspektif sosiokultural dalam pendidikan memiliki keterkaitan yang erat dengan beberapa mata kuliah lain yang saya ikuti, seperti mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia. Dalam konteks ini, kita memahami bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia adalah refleksi dari perubahan yang berlangsung dari waktu ke waktu, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Pemahaman ini memberikan landasan penting bagi peran guru dalam menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan latar belakang peserta didik. Selain itu, dalam konteks mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran, kita memahami bahwa peserta didik memiliki latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang beragam. Ini menuntut guru untuk memiliki pemahaman mendalam tentang karakteristik peserta didik mereka. Dengan pemahaman ini, guru dapat merancang pengajaran yang lebih efektif, mempertimbangkan beragam faktor yang memengaruhi pembelajaran peserta didik. Secara keseluruhan, hubungan antara mata kuliah perspektif sosiokultural, Filosofi Pendidikan Indonesia, dan Pemahaman Peserta Didik dan Pembelajaran adalah penting dalam membentuk pandangan komprehensif tentang bagaimana faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik memengaruhi pendidikan di Indonesia dan bagaimana guru dapat merancang pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi peserta didik mereka yang memiliki latar belakang yang beragam.

Aksi Nyata

Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?
Peran guru tidak hanya sebatas penyampai informasi, tetapi lebih kepada fasilitator pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Dalam proses ini, guru perlu memiliki kemampuan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dan bermakna, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu, pemahaman yang saya peroleh dari topik ini juga membekali saya dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan konteks sosial dan budaya yang ada di lingkungan belajar peserta didik. Guru harus memahami perbedaan sosial dan budaya yang memengaruhi peserta didik, sehingga mereka dapat merancang pendekatan pembelajaran yang sensitif terhadap keragaman ini. Dengan demikian, sebagai guru, saya akan lebih siap untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung, di mana setiap peserta didik merasa diakui dan diterima. Inti dari manfaat ini adalah bahwa persiapan saya sebagai guru tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sambil tetap memperhatikan konteks sosial dan budaya yang beragam.
Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?
Kesiapan saya dalam menghadapi peserta didik dengan beragam latar belakang adalah di tingkat 6. Ada beberapa alasan yang mendukung penilaian ini. Pertama, saya belum memiliki pengalaman langsung dalam menerapkan konsep-konsep yang telah saya pelajari terkait perspektif sosiokultural. Implementasi praktis dari konsep-konsep ini memerlukan waktu dan latihan yang cukup, yang belum saya dapatkan secara lengkap. Selain itu, belum ada peluang bagi saya untuk mengamati peserta didik secara langsung dan memahami latar belakang mereka secara mendalam. Selanjutnya, saya menyadari bahwa pengetahuan saya tentang perspektif sosiokultural masih terbatas, dan saya percaya bahwa akan ada banyak aspek yang lebih dalam dan beragam yang akan saya pelajari dalam topik-topik berikutnya. Memahami lebih lanjut tentang faktor-faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang memengaruhi pendidikan akan memungkinkan saya untuk menjadi guru yang lebih siap menghadapi keberagaman peserta didik. Dalam rangka mempersiapkan diri, saya bertekad untuk terus belajar, meresapi pengalaman, dan mencari kesempatan untuk mengimplementasikan konsep-konsep sosiokultural dalam praktik pembelajaran saya. Dengan waktu dan dedikasi, saya berharap dapat mencapai tingkat kesiapan yang lebih tinggi dalam menghadapi peserta didik dengan keberagaman yang kaya ini.
Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Saya percaya bahwa dengan mengasah pengetahuan saya melalui pembelajaran yang mendalam tentang konsep-konsep sosiokultural, baik melalui kuliah maupun pelaksanaan tugas dengan sepenuh hati, saya akan menjadi lebih siap untuk mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh saat saya mengejar karier sebagai seorang guru profesional di masa depan. Dengan berinvestasi secara optimal dalam aktivitas akademis ini, saya dapat memperluas wawasan dan pemahaman saya tentang bagaimana faktor-faktor sosial, budaya, dan kontekstual memengaruhi pendidikan. Pendekatan ini memberikan landasan yang kokoh untuk peran guru, yang tidak hanya memerlukan pemahaman yang kuat tentang materi pelajaran, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang bagaimana menerapkan konsep-konsep sosiokultural dalam pengajaran sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun