Kelelahan yang mendera membawa tubuhku menyatu dengan dipan semalaman penuh. Mengesampingkan suara tangis bayi yang ada disebelah rumah. Mata yang tak lagi bisa bersahabat harus diantar keperistirahatannya.
Aku pun terlelap tak tau lagi apa yang terjadi sampai pagi ini suara merdu itu kembali menggema di udara. Mamasuki celah-celah kamarku sampai menyusup ke dalam relung hati. Mengetuk jiwaku agar segera bangkit dan membuka mata pagi ini.Â
Dengan menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri aku lepaskan guling yang ada didekapanku. Dengan membacaÂ
"Alhamdullillahilladzi ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur."
"Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan."
Bangun dari tidur adalah salah satu hal yang wajib di syukuri. Karena ini adalah nikmat yang luar biasa dari Allah SWT kepada kita sebagai hambanya. Setelah kedua bola mataku benar-benar terbuka, akupun bangkit dan mengajak kedua kaki ini menuju kamar mandi untuk menyentuh air suci.
Walaupun cuaca pagi ini lumayan dingin menyelimuti kulit, yang membuat bulu roma sedikit berdiri. Namun aku tidak peduli. Ku kuatkan hati untuk membasahi seluruh anggota wudhu' ku dan bersegera menghamparkan sajadah merah sebagai alas sujudku.
Aku pun segera menghadap Sang Ilahi pemilik jiwa. Mengangkat kedua tangan sambil mengucap takhbir "Allahuakbar" sampai selesai salam. Setelah itu ku sampaikan doa-doa terindahku pagi ini kepada Sang Pemilik langit dan bumi. Ku serahkan semua pinta dan pengabulannya kepadaNYA.
Setelah kewajiban selesai dilaksanakan. Aku merasakan betapa tenang relung hati. Rasa gembira sangat terasa setelah berjumpa dengan kekasih hati pemilik jiwa, dan selesai berbisik kepadanya. Inilah kebahagian kaum muslimin sebagai hamba terhadap pencipta.Â
Saatnya bersiap menyongsong hari yang penuh warna. Menunggu mentari pagi keluar diufuk barat. Semoga hari ini cerah dan hujan tak lagi basahi bumi.Â