Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Ruli

14 Agustus 2022   16:10 Diperbarui: 14 Agustus 2022   16:50 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kasihan ya Bu, anak itu main sendirian, sampai malam lagi dengan pakaian yang sudah Kumal begitu, sudah makan apa belum ya Bu", kata Jujun kepada ibunya. " Iya Jun, itu sepertinya anak ibu pemulung yang sering lewat di rumah kita, tapi ibunya kemana ya, kok dia cuma sendiri. Biasanya kan sama ibunya, jawab Bu Mira.

Anak itu sudah mulai lemas, dia duduk di teras sebuah toko. Dia bersandar pada dinding toko itu. Melihat keadaan itu Jujun dan ibunya menghampiri anak itu.

"Dek kamu kok sendirian" kata Jujun kepada anak itu. "Iya bang, ibuku demam jadi aku yang harus mencari butut. Akan tetapi dari tadi belum ada aku dapat", katanya sambil memperlihatkan sebuah goni yang masih terikat tali.

Jujun dan ibunya sangat kasihan kepada anak itu. "Siapa namamu dek", kata Jujun. "Saya Ruli bang", jawab anak itu. "Oh Ruli, sebentar ya saya ke sana dulu", kata Jujun. "Kamu disini dulu sama ibuku". "Bu, boleh minta uang untuk beli nasi buat dek Ruli, kata Jujun sama ibunya. Ibunya memberikan uang dua puluh ribu kepada Jujun.

Jujun berlari ke warung nasi yang tidak jauh dari tempat itu. "Bu nasinya satu sama ikannya ayam goreng ya", kata Jujun. Bergegas ibu warung membungkus nasi yang diminta Jujun. Karena sebenarnya ibu warung pun dari tadi melihat apa yang dilakukan Jujun dengan ibunya. "Ini nak", kata ibu yang punya warung. "Terimakasih Bu', kata Jujun.

Segera ia ambil nasi itu dan berlari lagi ke arah Ruli. "Dek ini ada nasi,  kamu makan dulu ya", biar kuat lagi kata Jujun. "Ya bang", kata Ruli. Dengan lahap Ruli memakan nasi itu. Jujun dan ibunya melihat Ruli makan dengan sangat cepat. Ruli sangat kelaparan.

Sebenarnya Jujun dan ibunya juga bukan orang kaya. Akan tetapi melihat keadaan Ruli dia tidak sampai hati. Selesai makan Jujun mengajak Ruli untuk tidur saja di rumahnya. Akan tetapi Ruli tidak mau, karena ibunya sakit. Dia harus pulang walau tidak mendapatkan apa-apa.

Di tengah jalan Jujun berkata kepada ibunya. "Bu, andai saja uang kita banyak pasti kita sudah belikan nasi juga buat ibunya Ruli ya, kasihan sekali dek Ruli". Iya nak, tapi gimana lagi uang kita juga sudah habis, tinggal dua puluh ribu itu tadi, kata ibunya Jujun.

"Yalah Bu tidak apa-apa, semoga besok kita ada rezeki lagi ya Bu. Sekarang biar untuk dek Ruli aja dulu", kata Jujun. "Iya nak", kata ibunya Jujun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun