Berbicara soal manula. Manusia lanjut usia, tentu saja tidak terlepas dari panggilan kakek buyut atau nenek buyut. Kakek dan nenek kita yang telah lanjut usia butuh perhatian dan perawatan ekstra dari anak cucunya yang masih kuat. Oleh sebab itu mari kita jaga, kita rawat, kita sayangi sepenuh hati.Â
Dahulu kedua orang tua kita bahkan kita cucunya berada dalam asuhannya. Mereka mendidik, merawat dan mengasuh kedua orang tua kita bahkan cucunya dengan penuh kasih sayang.Â
Nah ketika umurnya semakin beranjak tua. Usianya semakin merenta. Mungkin kini dia sudah tidak bisa sekuat dulu. Dia bahkan sudah terbaring lemas, dan harus pakai Pampers, seperti layaknya dahulu kita dan orang tua kita saat masih bayi. Ya belikan pempersnya, pasangkan dengan lembut, jangan dibentak, jangan kasar kepada kakek dan Nenek kita yang sudah manula.
Kakek dan nenek kita yang manula perangainya, tingkah lakunya dalam bicara dalam berbuat itu sudah kembali seperti balita. Dia butuh dirawat sama anak cucunya. Bukan diasingkan, bukan diantar ke panti jompo.Â
Dia ingin bersama dengan anak cucunya. Dia ingin menikmati sisa hidupnya dengan anak cucunya. Sepantasnyalah kita sebagai anak cucunya merawat dan mendampinginya di sisa umurnya. Dia butuh dihibur, dia butuh disayangi, dia butuh dimanja. Mandikan dia, gosok badannya, gosok giginya, potong kukunya. Lakukan apa yang telah dilakukannya dahulu terhadap kita dan orang tua kita waktu kecil.
Manula cerewet, iya. Manula banyak tingkah, iya. Manula suka buang air sembarangan, betul. Manula suka bikin marah anak cucunya, benar sekali. Lalu apakah kita akan memarahinya. Jangan....walau tingkahnya seperti itu dia tidak boleh dimarahi. Dia itu sudah kembali kecil. Ingat itu wahai yang masih punya kakek dan nenek yang sudah manula. Apanya yang kembali kecil. Tingkah lakunya sudah kembali seperti anak-anak.Â
Kalau badannya tidak mungkin seperti anak-anak. Akan tetapi tingkah lakunya yang kembali seperti anak-anak. Dia butuh cemilan yang dahulu disukainya waktu kecil. Seperti kue, kerupuk. Beliin dia. Tarok dipinggir kasurnya atau tempat tidurnya. Biarkan dia makan. Ambilkan kalau tangannya sudah menggigil dan tak bisa lagi mengambilnya. Suapain dia. Karena dahulu kita juga diberlakukan seperti itu olehnya.
Betapa banyak orang tua kita sampai ke anak cucunya, merasa jijik dengan kakek dan neneknya yang sudah manula. Berdosa kalau iya. Saatnya kita mencari syurga dengan menyayangi manula.Â
Manula itu punya perasaan. Manula itu manusia. Perasaannya sangat sensitif. Jangankan diteriakin, dipandang dengan sudut mata yang agak tajam saja dia pasti sudah merasa tak enak. Dia sebenarnya sadar kalau dia sudah memberati anak cucunya dengan keadaannya. Akan tetapi kondisinya yang seperti itu membuat dia harus begitu.Â
Oleh sebab itu mari kita sayangi kakek dan nenek kita yang sudah manula. Atau bahkan mungkin orang tua kita sendiri yang sudah manula. Jangan jauhi dia karena pis dan pupnya terlalu bau. Jangan jauhi dia karena badannya bau. Kita semua akan menempuh itu kalau umur kita panjang. Mari kita rawat dan jaga dengan sepenuh hati sampai ajal menjemputnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H