Betapa banyak perempuan di dunia ini yang bergelar ibu memilih bekerja di rumah saja. Akan tetapi juga tidak sedikit yang membantu suami menjadi wanita karir.Â
Bekerja di luar rumah untuk mencari pundi-pundi uang agar dapur tetap bisa mengepul. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang wanita atau ibu-ibu. Seperti mengajar, berdagang, bekerja diperkantoran dan lain-lain. Saya memilih untuk menjadi seorang pendidik atau guru. Karena dari dahulu saya memang telah menggeluti dunia ini.
Saya suka dan senang berdampingan dengan anak-anak. Ketika saya suntuk dan rasanya sangat lemas karena menumpuknya pekerjaan yang harus diselesaiakan, anak-anak inilah obatnya.Â
Ketika saya sudah memandang wajah anak didik saya yang lucu-lucu ini semangat saya kembali muncul. Karena itulah saya memilih untuk menjadi seorang guru. Kesibukan saya setiap hari di samping mengajar anak-anak SMP, saya juga mengajar anak-anak MDA.
Setiap hari anak-anak saya di SMP maupun di MDA memulai pembelajarannya dengan membaca Al-quran ataupun tahfidz. Kecintaan  saya dengan Al-qur'an sampai hari ini Alhamdulillah  tidak pernah pudar.Â
Oleh sebab itu untuk melestarikan hal tersebut saya selalu mengajarkannya kepada anak didik saya agar mereka bisa membaca Al-qur'an dengan baik dan benar serta menghafalnya. Semua yang belajar dengan saya merasa senang dan tidak tegang. Â Dalam mempelajari Al-qur'an dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan agar anak didik tetap bisa membaca dengan baik.Â
Saya membimbingnya setiap hari tanpa kenal lelah. Bagi yang telah lancar membaca al-qur'an saya minta untuk menghafalkannya. Seperti menghafal ayat-ayat pendek, yang tujuannya nanti ketika mereka sudah dewasa agar bisa menjadi imam shalat berjamaah.
Saya tidak memaksa mereka, akan tetapi mereka menghafalnya sesuai dengan kemampuannya. Karena tidak dipaksa maka mereka pun sangat tertarik untuk tampil ke depan, malah berebutan.Â
Alhamdulillah...Bagi yang telah panjang dan banyak hafalannya saya lakukan muroja'ah hafalannya agar tidak lupa dan hilang. Ternyata mengajarkan al-qur'an itu menyenangkan dan indah. Membuat hati selalu tenang.Â
Rasanya kalau satu hari saja tidak membuka al-qur'an ada yang kurang di dalam diri saya. Walaupun hidup serba dalam kekurangan atau bahkan pas-pasan akan tetapi hati kita akan merasa selalu cukup. Hal inilah yang saya rasakan di dalam hidup saya.Â
Banyak sekali terjadi keajaiban berkat saya mengajarkan Al-qur'an kepada anak didik saya. Salah satunya ialah jiwa saya merasa tenang walaupun terkadang dari segi materi saya sangatlah kurang.
Di bawah ini saya tampilkan beberapa fhoto anak didik saya yang lagi muroja'ah Alquran dan membaca al-qur'an. Salah satunya bernama Farel.Â
Hafalannya sudah satu Juz. Padahal dia baru kelas 5 SD. Dahulunya Farel ini adalah anak yang berkebutuhan khusus. Sudah berumur 5 tahun tetapi belum bisa bicara.Â
Pertama masuk MDA dia masih belum lancar berbicara. Tetapi keinginannya untuk belajar sangat kuat. Alhamdulillah sekarang dia sudah tumbuh menjadi anak yang pintar dan hebat. Kuasa Allah kita tidak pernah tahu.
 Â
Â
Anak saya ini juga sedang setoran hafalan. Namanya Izam. Hafalannya sudah hampir setengah Juz. Dia sekarang kelas 4 SD, ini  juga foto anak saya yang sedang membaca Alquran.Â
Namanya Naila, Dia adalah anak yang berkebutuhan khusus. Akan tetapi dia pintar mengaji. Dalam urusan menulis dia memang agak lambat. Tetapi kami selalu membimbingnya seperti anak-anak yang lain. Sekarang naila sudah duduk di kelas 8 SMP.Â
Dia sangat rajin datang ke sekolah. Jalannya agak pincang karena dari kecilnya anak ini mengalami kejang berkepanjangan. Karena itulah dia mengalami cacat pada bagian tangannya dan kakinya.Â
Tangannya agak lemah sebelah, jari jemarinya susah dluruskan yang sebelah kiri. Alhamdulillah sahabat-sahabatnya menyayanginya. Kedua orang tuanya sampai sekarang masih tetap berusaha untuk mengobatinya. Kedokter ataupun ketabib tradisional. Semoga Naila tetap semangat dalam belajar dan nanti akan jadi orang berguna ya nak. AAmiin..
 Â
Dibawah ini namanya Dika, anak ini sekarang duduk di kelas 8 SMP. Dika adalah sahabatnya Naila. Dika tumbuh dalam keluarga yang broken home. Ayah dan ibunya sudah berpisah. Dika tumbuh tanpa didampingi oleh seorang ayah. Hidupnya sangat memprihatinkan. Ceritanya begini. Â
Saat itu bulan puasa, ayah dan ibunya bertengkar hebat ditengah malam. Tepatnya pada jam dua belas malam. Dika dan adiknya tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Saat itu semua pakaian ibunya sudah dibuang oleh ayahnya ke luar rumah. Ditengah malam itu ibunya menelpon saya.Â
Akan tetapi karena Hp saya matikan, maka telponnya tak terjawab. Beruntung ibunya bekerja di sekolah sebagai tukang kebun sekolah. Jadi semua barang-barangnya yang telah dibuang oleh ayahnya ke luar rumah diangkat oleh Dika, Adiknya dan ibunya ke sekolah pada tengah malam itu.Â
Sampai sekarang Dika dan ibunya serta adiknya masih tinggal di sekolah. Sabar ya Dika. Semoga kelak kamu jadi orang berhasil. Bisa membahagiakan ibumu. Mengangkat derajat keluargamu. AAmiin..
Setelah selesai membaca Al-qur'an anak-anak kami biasanya melaksanakan salat berjamaah setiap hari di masjid sekolah. Ini adalah anak-anak MDA yang lagi sedang melaksanakan salat berjamaah bersama masyarakat setempat.Â
 Â
Karena hari lagi musim hujan banyak anak-anak yang tidak hadir ke MDA. Saya bahagia dan bangga mendidik mereka dengan ajaran agama Islam. Semoga mereka kelak menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Yang bisa membanggakan kedua orang tuanya sampai ke syurga. Aamiin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H