Dari zaman dahulu sampai zaman sekarang betapa banyak orang-orang yang selalu menyalahkan orang lain dalam segala hal. Padahal sebenarnya semua itu belum tentu benar.Â
Oleh karena itu Nabi kita menyuruh kita untuk memulai segala sesuatunya dari diri kita sendiri. Hal itu biasa disebut dengan" ibda' binafsik". Di bawah ini penulis akan mencoba membahas satu persatu apa-apa saja yang harus dimulai dari diri sendiri, berawal dari mana mari kita simak.
1. Mendidik Anak
Kata-kata mendidik adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena mendidik itu  adalah "pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain".  ( Sumber Wikipedia ).Â
Oleh karena itu tugas  semua orang terutama sang pendidik adalah memanusiakan manusia, melalui pendidikan. Mungkin semua kita bertanya di dalam hati kenapa manusia harus dididik agar menjadi manusia, yang disebut dengan memanusiakan manusia.
Karena pada dasarnya manusia itu adalah hewan. Hewan yang berfikir. Seandainya kata-kata berpikir tidak ada dalam diri manusia maka jatuhlah derajat manusia itu kepada hewan.Â
Untuk menghindari hal itulah agar manusia itu tidak jatuh derajatnya kepada hewan makanya manusia itu harus diberi pendidikan, terutama pendidikan agama. Â
Karena pendidikan agama adalah pondasi dalam diri manusia. Ibarat sebuah rumah pendidikan agama adalah landasan untuk berdirinya sebuah tiang. Tiang yang kokoh akan bisa berdiri jika ada pondasi yang kuat. Ketika pondasi dan tiang sudah kuat maka rumah tersebut akan berdiri dengan kokoh.
Dari manakah semua ini berawal dan harus dimulai. Tentu saja kita harus mengkaji dari mana manusia itu berasal. Semua kita berasal dari kedua orang tua kita. Kita berasal dari ayah dan ibu kita. Oleh sebab itu sesuatunya tentu saja harus dimulai dari diri kedua orang tua kita. Kedua orang tua kita harus memberikan contoh terbaik kepada anak-anaknya, agar anak-anaknya bisa menjadi orang yang lebih baik pula. Â
Semua orang tua di atas dunia ini pasti sepakat bahwa dia harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Lalu kira-kira apakah kita semua yang bergelar sebagai orang tua sudah layak menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita. Mari kita renungkan bersama agar ketika anak kita melakukan sesuatu yang tidak baik kita tidak menyalahkan orang lain.Â
Contoh kecil bisa kita ambil. Misalnya sifat pemurah. Untuk menumbuhkan sifat pemurah ini tidaklah gampang. Kalau seandainya orang tua tidak mendidik anaknya untuk menjadi orang pemurah dari kecil. Bagaimana mungkin anak akan menjadi pemurah apalagi kalau seandainya orang tuanya bersifat pelit.