Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerber Kisah Hidup Pelangi Senja Memasuki Usia Remaja (Bagian ke-3)

17 Juni 2022   07:16 Diperbarui: 17 Juni 2022   07:21 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

PELANGI SENJA MEMASUKI USIA REMAJA ( USIA SMP )

Setelah tamat dari SD Keramat, Pelangi kecil bingung mau ngapain. Mau lanjut sekolah tapi orang tua tak punya biaya. Dalam hatinya dia sangat ingin sekali untuk melanjutkan sekolahnya, walaupun dari desa itu hanya dia satu-satunya yang sudah tamat dari SD itu. Sambil mengembala kambing, Pelangi berfikir terus, dia mau sekolah kemana, sementara kedua orang tuanya tidak punya biaya, bahkan tidak pernah menanyakan kepadanya tentang kelanjutan sekolahnya.

Hingga pada suatu hari Pelangi memberanikan diri untuk bicara sama orang tuanya, bahwa dia ingin sekolah, tetapi saat itu orang tuanya bilang, "untuk apa kamu sekolah kan teman-temanmu masih di SD sama siapa nanti kawanmu disana" inilah kata ibunya. Pelangi sadar bahwa sebenarnya bukan itu alasan utama dari orang tuanya, tetapi lebih tepatnya mereka tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolahnya Pelangi, sampai akhirnya waktu pendaftaran sekolah pun sudah ditutup, sekarang pelangi kecil jadi pengangguran.

Walaupun demikian Pelangi tidak kehilangan akal, disamping sebagai pengembala kambing dia ikut kelompok tani bersama dengan orang-orang desanya. Walau peralatan Pelangi beda dengan kelompok tani yang lain, yang mana cangkulnya Pelangi sangat kecil sesuai ukuran badannya. Tapi karena Pelangi orangnya giat, apapun pekerjaan tani dia lakoni. Kemanapun kelompok tani bekerja dia ikuti, dia selalu pergi tanpa mengeluh baik hujan ataupun panas.

Dalam hatinya dia bertekad  harus mengumpulkan uang demi untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Uniknya anggota kelompok tani tempat dia bergabung, dan orang-orang yang meminta kelompok itu untuk bekerja tidak pernah mempermasalahkan kerjaannya Pelangi. Mereka menerima Pelangi apa adanya, dan upahnya pun dibayar sama dengan upah yang lain, tidak ada dikurangi sama sekali. Sampai suatu hari teman-temannya pun sudah tamat dari SD Keramat. Temannya saling bercerita bahwa mereka akan lanjut ke jenjang SMP.

Disini pelangi kembali bersedih, karena dia juga ingin sekolah seperti teman-teman nya yang lain. Akhirnya setiap hari dia selalu menangis di saat kedua orang tuanya sudah pergi keladang atau ke sawah. Dia meangis sampai matanya bengkak tak terlihat lagi. Rupanya ada salah seorang ibu dari temannya yang selalu memperhatikannya.

Ketika dia sedang mengembala kambing-kambingnya yang sudah semakin banyak yakni berjumlah 11 ekor, maka ibu dari temannya yang bernama Rima menghampirinya. Mereka pun bercakap-cakap.

Ibu Rima: Hai pelangi, kenapa matamu bengkak sepertinya habis menangis, ada apa ?

Pelangi : Sebenarnya saya kepingin sekali lanjut sekolahnya Bu, seperti Rima anaknya ibu.

Ibu Rima : Oh gitu, bagus dong bilang aja sama orang tuamu.

Pelangi : Itu dia Bu, aku ga sanggup bilang sama orang tuaku, karena belum tentu mereka mau nyekolahkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun