Saat mentari beranjak ke ufuk barat. Jiwa yang resah masih enggan tuk bangkit. Sabar dalam diam dan hanya bisa mengintip. Dalam putaran waktu yang terus bergulir tanpa jeda.
Sesaat terasa berat menyusuri lorong gelap. Tapi percayalah, Tuhan takkan pernah luput memandang. Sabarlah, wahai jiwa-jiwa yang meringis. Engkau akan menemukan jalan keluar dari segala derita ini.
Tiada satupun masalah yang abadi di dunia. Segalanya kan berlalu dengan waktu yang berjalan. Sabarlah, wahai diri-diri yang lelah, yang masih merintih pilu. Karena setiap ujian adalah pembelajaran untukmu.
Sakit, kecewa, dan rasa putus asa akan selalu hadir pada siapa saja. Namun, biarkan hati tetap bersabar dalam menghadapinya sampai ada masa dimana satu titik akan kau jumpai. Sabarlah, wahai jiwa yang penuh dengan air mata. Karena air matamu adalah pemurni rasa sakit dalam hati tuk mencari ketenangan diri.
Takkan ada yang sia-sia dalam perjalanan hidup ini. Setiap perjuangan akan terbayar dengan indah, dalam meraih kesuksesan. Sabarlah, wahai diri yang penuh dengan keraguan. Karena setiap tangis adalah wujud pengorbananmu.
Engkau adalah manusia yang kuat dan tegas. Sabarlah, wahai jiwa yang terkadang lemah dan rapuh. Karena dengan kesabaran lah engkau akan sembuh. Dan kembali berdiri dengan bangga di atas luka-luka sembilu.
Sabarlah, wahai semua diri yang mencari arti kehidupan. Karena dengan sabarmu, segala impian akan terwujud. Dan setiap perjuanganmu akan menjadi cerita indah.Â
Di balik semua itu, hanyalah ujian untukmu wahai jiwa yang sabar. Katakan engkau bisa, katakan engkau tak pernah putus asa, katakan engkau kuat karena ada yang Maha Kuat membimbing langkahmu tuk selalu tetap bangkit.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI