Lontong pical adalah makanan kesukaan banyak orang di atas dunia ini. Di mana-mana bisa di dapatkan apalagi di daerah Riau. Penduduk Riau mayoritas adalah para perantau yang datang dari berbagai daerah untuk mengais rezeki.
Diantarnya, dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan lain sebagainya. Jadi Riau adalah daerah yang penduduknya sangat heterogen. Namun walaupun demikian Riau adalah daerah yang aman, karena penduduknya saling menghormati dan menghargai antara sesama.Â
Pergaulan masyarakat di Riau baik dengan sesama agama ataupun dengan yang berbeda agama, Alhamdulillah aman-aman saja. Jadi daerah Riau sangat menerapkan falsafah Binneka Tunggal Ika.Â
Nah pagi ini kebetulan hari pasar. Kami meluncur ke pasar untuk membeli keperluan rumah tangga, seperti cabe, bawang, ikan, dan lain-lain. Jadi sebelum sampai di pasar ikan, kami menyempatkan dahulu untuk sarapan pagi dengan menikmati sepiring Lontong pical yang ada di warung pinggir jalan.Â
Walau di pinggir jalan, penikmatnya sangat ramai sekali. Di sana kami dapati bapak-bapak polisi dan masyarakat umum lainnya pada berebut untuk memesan lontong ini. Karena memang rasanya sangat lezat. Membuat perut kenyang setelah memakannya.Â
Harganyapun sangat terjangkau sekali, yakni dengan sepuluh ribu rupiah kita sudah bisa menikmati sepiring Lontong ini. Itupun dengan ditambahin satu butir telelur. Wah murah sekali ya teman-teman.Â
Yang menjualnya pun sangat ramah. Kami memanggilnya dengan Mak apuk. Karena ibu itu memang lumayan gemuk. Tapi beliau sangat ramah kepada siapapun. Ternyata barangkali inilah rahasianya dia dalam berjualan. Ramah dan melayani dengan sepenuh hati. Tidak kasar atau bermuka masam kepada siapapun. Caranya ini sangat pantas untuk ditiru bagi para pedagang makanan lainnya ya.Â
Demikian cerita pagi ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H