Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah hobi yang tak bisa dipungkiri. Semoga apa yang tertulis bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menanti Panas yang Tersembunyi

16 Desember 2023   15:10 Diperbarui: 16 Desember 2023   15:11 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berharap hangatnya mentari mengusap wajah. Menebarkan kehangatan di hati yang kedinginan. Dalam senyumnya tersimpan cerita indah. Menyinari gelapnya siang dibalut awan hitam.

Berharap hangatnya mentari membelai kulit. Menghirup segarnya pagi yang berembun. Dalam pelukannya terasa hangat dan terjaga. Namun harapan hanya sebatas angan, sampai sore ini mentari masih saja sembunyi. 

Berharap hangatnya mentari menepis kesedihan. Mengusir pilu yang menyusup dalam hati. Dalam sinarnya terdapat harapan dan kekuatan. Menyemai bunga-bunga kebahagiaan di setiap langkah kaki.

Berharap hangatnya mentari menguatkanku. Memberi semangat untuk melangkah maju. Dalam sinarnya terdapat energi tak terbatas. Menginspirasi untuk meraih semua impian, tapi semua itu sia-sia.

Berharap hangatnya mentari menyinari petang. Menyaksikan keindahan saat menjelang senja. Dalam warnanya terpancar keindahan yang luar biasa. Mengingatkan bahwa setiap hari adalah anugerah.

Berharap hangatnya mentari tetap hadir. Walau kadang terhalang awan di langit biru. Dalam harapanku terdapat kekuatan yang abadi. Berharap hangatnya mentari tetap selalu ada.

Di mana engkau kini wahai mentari, kenapa selalu sembunyikan cahaya di balik mendung kelabu. Anginpun seakan malas bertiup, hanya awan hitam yang selalu hiasi langit luas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun