Lampu-lampu kota bersinar begitu terang. Memancarkan cahaya hingga terlihat indah. Menembus kegelapan malam dengan anggunnya. Menyinari jalanan yang sunyi dan sepi.
Lampu-lampu itu menyimpan sejuta cerita. Menggetarkan hati yang hampa dan terluka. Mereka adalah saksi bisu di setiap sudut kota. Menyaksikan riuhnya kota yang tak kenal lelah.
Di antara lampu-lampu kota yang berderai jingga. Tersembunyi beningnya air mata yang terperangkap. Mencerminkan kehilangan dan kesedihan yang tlah lama. Terbakar jauh di dalam hati yang tersakiti.
Lampu-lampu kota juga menjadi saksi diam. Terhadap tawa riang dan bahagia yang tak terduga. Mereka memancarkan sinar terang pada wajah-wajah. Yang kembali berbinar setelah melewati badai.
Namun tak semua lampu kota bersinar terang. Ada yang pudar dalam kegelapan, tak lagi menyala. Seperti hati yang mati dan terbungkus dinginnya malam. Terpaksa rela menghadapi kesendirian dan kehilangan.
Lampu-lampu kota memang indah untuk dipandang. Namun di balik cahaya, ada nilai yang lebih dalam. Menyaksikan perjalanan hidup yang tak pernah terhenti. Dan mengisyaratkan bahwa ada harapan di setiap sudut.
Lampu-lampu kota, tanggalkan kesedihanmu. Jadilah harapan yang terang mengiringi langkah. Hiasi setiap sudut dengan cahaya dan keindahan. Untuk mengusir gelap yang merajai malam yang sepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H