Ketika hati tak lagi milikmu. Terpisah oleh jarak yang kian jauh. Aku mencoba bertahan. Namun air mata tak henti menetes
Dulu, kita bersama, berbagi tawa dan canda. Tapi kini kau memilih untuk pergi. Meninggalkanku sendiri, terluka dan terlunta
Ketika hati tak lagi milikmu. Kulihat dunia ini berubah tak seperti dulu. Bunga-bunga di taman tak lagi indah. Burung-burung di langit tak lagi berkicau
Rasanya seperti kehilangan sepenggal jiwa. Sebuah bagian yang tak bisa tergantikan. Dan aku terdampar dalam kesedihan. Hanya bisa meratapi kepergianmu
Ketika hati tak lagi milikmu. Aku menyadari, mungkin ini takdir yang terbaik. Meskipun menyakitkan hati ini. Aku harus membiarkanmu pergi
Dan dalam kedamaian, aku mencari penghibur. Melalui puisi dan lagu yang kuabadikan untukmu. Mungkin suatu hari nanti kau akan mengerti. Betapa besar rasa cintaku padamu
Ketika hati tak lagi jadi milikmu. Aku belajar merangkai kembali benang-benang harapan. Menggapai langit yang biru. Dan menyapa mentari yang terbit setiap pagi
Meskipun kau telah pergi, aku tidak akan berhenti berjuang. Karena hati ini masih mencintaimu meski kau tak lagi disini. Dan saat waktu berlalu, mungkin akan ada yang baru. Namun kenangan tentangmu akan tetap abadi di hati ini
Ketika hati tak lagi milikmu. Aku belajar merangkai kembali benang-benang harapan masa lalu. Dan akhirnya, aku tahu bahwa cinta sejati. Tidak hanya tentang memiliki hatimu, tapi juga melepaskanmu dengan ikhlas untuk pergi bersama dengan yang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H