Kala senja mulai di telan malam. Engkau berjalan menelusuri lorong. Menajajakan semua yang ada di bahumu. Tak peduli gelapnya malam. Tak peduli hujan turun. Tak peduli juga ada atau tidak yang menilik kepadamu
Betapa malang nasibmu, wahai bocah. Siang mengurus ibumu yang lumpuh. Sambil meracik semua bahan di dapur. Ketika malam engkau berjuang dalam pilu. Sabarnya dirimu tiada taraÂ
Ketika semua orang bahagia bercerita tertawa gembira bersama keluarganya, engkau berjalan di muka bumi dengan harapan peroleh rezeki. Aku sungguh tak mampu melihatmu terus seperti itu. Tapi kau bilang tidak apa-apa. Inilah nasibkuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H