Di bawah bayang-bayang air mata, ku ingat betapa dahulu hidupku begitu sempurna. Hangat bagai mentari yang menyinari setiap helai daun pada pagi ini
Menerangi dunia dengan ramah dan sangat bersahabat. Membuat ranting demi ranting yang terkulai dalam mimpi kembali bangkit dan kuat
Membuat bunga-bunga yang masih dalam mimpi terbangun dan menari. Membuka kelopak yang indah berseri serta menampakkan serbuk sarinya agar dikunjungi para pecinta
Ya, sungguh sangat sempurna dalam kesederhanaan. Dahulu aku duduk bersama dengan keluarga yang begitu menyayangi aku. Kepulan uap nasi dan sedikit hidangan istimewa dalam garis kesederhanaan sudah ada di depan mata
Semua duduk bersila dalam gubuk kecil di ujung desa. Dengan ramah saling menyuap nasi dan membagi kebahagiaan, rasanya tak bisa dibayangkan, bagai mentari menyinari dunia. Namun kini hanya tinggal bayang-bayang di bawah air mata