Namanya Pak Bakhri. Dia adalah seorang pensiunan dari salah satu perusahaan yang ada di provinsi Riau. Karena kecelakaan kerja maka kakinya sebelah kiri mengalami cacat. Tepatnya terpotong oleh alat pada tempat dia bekerja.Â
Jadilah dia seorang cacat yang hanya punya kaki sebelah. Pak Bakhri cacat kaki, akan tetapi bukan cacat mental. Pak Bakhri malah sekarang sangat bermanfaat buat anak-anak cacat yang ada di sekitar Riau bahkan di luar daerah Riau.Â
Pak Bakhri adalah orang yang sangat istimewa. Kecacatannya bukan membuat dia down akan tetapi malah membuat dia berfikiran maju bagaimana agar hidupnya tetap bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
Uang pensiunnya yang ia terima sebahagiannya dia beliakan lahan untuk mendirikan sebuah panti asuhan. Dengan bersusah payah dan semangat yang sangat luar biasa, pak Bakhri dan istrinya berusaha membersihkan lahan yang sudah ia beli.
Banyak pohon besar-besar yang tumbuh pada tahan yang telah beliau beli. Maka pohon-pohon itu beliau tebang berdua dengan istrinya. Padahal kakinya hanya tinggal sebelah. Pak Bakhri sangat pantas untuk dicontoh.
Setelah lahan itu selesai beliau bersihkan. Maka mulailah beliau mendirikan bangunan sekolah di tanah itu. Dengan bermodalkan uang pensiunan. Ditambah lagi beliau dapat juara atlit pada lomba renang, walau dengan kaki sebelah, maka uang itulah yang beliau bangunkan ke sekolah tersebut.
Ternyata Pak Bakhri semasa ia bekerja di perusahaan itu adalah seorang atlit luar biasa yang menguasai beberapa cabang olah raga termasuk berenang. Setelah sekolah itu berdiri, usaha Pak Pak Bakhri tidak hanya sampai di situ saja. Beliau mulai melangkah ke rumah-rumah penduduk dengan memakai tongkat kayu di ketiaknya sebagai pengganti kakinya.Â
Dia mengetuk pintu-pintu penduduk yang ada di sekitar sekolahnya agar mau menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang telah ia bangun. Namun reaksi penduduk pada waktu itu kurang merespon dengan baik. Padahal tujuan beliau sangatlah mulia. Yaitu menampung anak-anak cacat yang berkebutuhan khusus untuk didiknya agar jadi anak yang berguna.
Engkau luar biasa Pak Bakhri. Saya beruntung sudah berkenalan denganmu hari ini. Kami yang sehat ini saja belum tentu bisa melakukan hal yang bapak lakukan. Hatimu sungguh luar biasa. Lapang seluas langit dan bumi. Padahal engkau orang cacat akan tetapi engkau memikirkan hidup anak-anak cacat lainnya.Â