Mohon tunggu...
Elma Mutmainnah
Elma Mutmainnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis Dakwah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Aktivis Dakwah dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta yang akan menulis isu tentang sosial, sejarah dan Islam.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tuhan Harus Ada dan Tidak Terbatas

10 Mei 2024   09:58 Diperbarui: 10 Mei 2024   10:10 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/zXuxVujqAUcFhHG56

Benarkah Tuhan itu ada? itulah pertanyaan yang sering muncul baru-baru ini yang terlontar dari orang-orang yang tidak mempercayai dan tidak menggunakan akalnya untuk menemukan keberadaan Tuhan, sebab Tuhan tidak dapat diobservasi dan tidak dapat di deteksi secara bentuk dan wujudnya dengan alat-alat dan teknologi modern masa kini. mencari tuhan dengan metode seperti itu tidak akan membuahkan hasil sebab Tuhan memiliki sifat yang ghaib, tidak dapat dilihat dan diindra oleh mata dan teknologi yang memliki sifat terbatas. 

Di dalam buku Peraturan Hidup Dalam Islam Karya ulama Taqiyuddin An-Nabhani dijelaskan bahwa Islam telah menuntaskan prolematika ini dan dipecahkan untuk mausia sesuai dengan fitrahnya, muaskan akal, dan menenangkan hati. Di dalam ada yang namanya Akidah yaitu menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup, terdapat perncipta (Al-Khaliq) yang menciptakan ketiganya dan telah menciptakan sesuatu yang lainnya. Dialah allah SWT . Bahwa pencipta telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Ia bersifat wajibul wujud atau wajib adanya. sebab jika tidak demikian, berarti Ia tidak mampu menjadi Khaliq. Ia bukanlah Makhluk, karena sifatnya sebagai pencipta memastikan dirinya bahwa dirinya bukan makhluk. Tuhan memiliki sifat yang pasti atau mutlak adanya, karena segala sesuatu menyandarkan wajud dan esksitensinya kepada dirinya, sementara Tuhan tidak bersandar kepada apapun.

Segala sesuatu mengharuskan adanya pencipta yang menciptakannya. segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh akal terbagi menjadi tiga unsur, yaitu manusia, alam semesta, dan hidup. ketiga unsur tersebut bersifat lemas, serba kurang dan saling membutuhkan kepada yang lain. Misalnya manusia memiliki sifat terbatas karena manusia tumbuh dan berkembang sampai pada batas tertentu yang tidak dapat dilampuinya lagi. ini menunjuka bahwa manusia memiliki sifat yang terbatas. begitu pula halnya dengan hidup, bersifat terbatas karena penampakannya bersifat individual. Apa yang kita saksiakan selama ini bahwa hidup selalu berakhir pada sarunindividu saja. Jadi, hidup pula mempunyai sifat yang terbatas. Sama halnya dengan alam semeste yang memiliki sifat terbatas. Alam semesta merupakam himpunan dari benda-benda angkasa, yang setiap bendanya memiliki keterbatasan.Himpunan segala yang terbatas, terntu pula terbatas sifatnya. Jadi, alam semsta pun bersifat terbatas. Alhasil manusia, hidup, dan alam semesta memiliki sifat yang terbatas.

Jika kita melihat kepada segala sesuatu yang sifatnya terbatas, dapat kita simpulkan bahwa semuanya tidak azali (tidak berawal dan tidak berakhir). Jika memang memiliki sifa azali pasti tidak mempunyai keterbatasan. Dengan demikian segala yang terbatas pasi di ciptakan oleh seseatu yang lain, sesatu yang lain inilah yang disebuat Al-Khaliq. Dialah yang menciptakan manusia, hidup, dan alam semesta. Dalam menentukan keberadaan Tuhan kita akan mendapati tiga kemungkinan yaitu pertama, Tuhan diciptakan oleh yang lain. Kedua, Tuhan menciptakan dirinya sendiri. Ketiga Tuhan beraifat azali dan wajibul wujud. kemungkinan yang pertama bahwa Tuhan diciptakan oleh yang lain ini adalag kemungkinan yang bathil dan tidak dapat diterima oleh akal, bila benar Tuhan diciptakan oleh yang lain berarti Tuhan memiliki sifat yang terbatas. begitu pun dengan kemungkinan yang kedua, yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan dirinya sendiri, jika benar demikian berarti Tuhan sebagai makhluk dan Khaliq pada saat yang bersamaan. Hal yang jelas-jelas tidak dapat diterima oleh akal. Kerena nya Tuhan Harus bersifat azali dan wajibul wujud. 

Siapa saja yang mempunyai akan akan mampu membuktikan Tuhan hanya dengan melihat benda-benda yang dapat diindranya. bahwasannya di balik benda-benda pasti terdapat yang menciptakannya, fakta menunjukan bahwa benda tersebut memiliki sifat yang serba kurang, sangat lemah, dan saling membutuhkan. Jadi jika ingin membuktikan akan adanya Tuhan yang maha pengatur sebenarnya cukup dengan mengarahkan pandangan pada benda-benda yang ada dialam semesta, fenomena hidup, dan diri manusia sendiri. Dengan mengamati planet-planet yang ada di alam semeste ini atau dengan merenungi fenomena hidup, atau meneliti alah satu bagian dari manusia segala karekter itu semua akan saling melengkapi dan membentuk sistem kehidupan yang saling menopang satu sama lain. meskipun kita tidak tau dengan detail bagaimana semuanya bisa terbentuk, tapi kita pasti akan menyadari bahwa seluruh sifat dan karakter itu dibentuk dan rancang oleh sang pencipta yang ada di luar jangkauan kita sebab suma hal yang rumit itu tidak mungkin terjadi dengan sendirinya dan membentuk sistem yang begitu hebatnya secara kebetulan.

Karena itu dalam Al-Qur'an terdapat ajakan untuk mengalihkan perhatian-perhatian kita kepada benda-benda yang ada dan mengamati seluruh fenomena yang ada di sekelilingnya, atau yang berhubungan denganya. agar adapat membuktikan adanya Allah SWT.   Dengan mengamati hal-hal tersebut, bagaimana sat sama lainnya saling berhubungan dan saling membutuhkan, akan memberikan pemahaman yang pasti dan meyakinkan kepada kita akan adanya Allah yang maha pencipta lagi maha pengatur. Allah telah menurunkan ratusan ayat dan membeberkannya yang berkenanaan dengan masalah ini, antara lain :

"sesungguhnya dalam penciptaan lagit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda ayat bagi orang yang berakal"(QS. AL-Imran [3] : 190)

"(Dan) Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalab diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainannya bahasa dan warna kulitmu" (TQS. Ar-Rum [30]: 22).

"Hendaklah manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan? Dia diciptakan dari air memancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dengan tulang dada perempuan" (TQS. At- Thariq [86]: 5-7).

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan" (QS. Al-Baqarah [2]: 164).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun