Ia mendesis sendiri. Matanya nanar, tembus hingga ke langit. Langit yang menghitam. Apakah pertanda akan hujan atau tidak, tak penting lagi buatnya. Di kepalanya, ia masih saja ia mendesiskan lagi kata-kata itu. Kata-kata yang sejak tadi ia ucapkan berulang-ulang,
"Tanggal berapa hari ini ?, kok aku udah dapet..."
Oh, pantas saja sejak kemarin ia begitu uring-uringan. Rupanya ia terkena PMS. Prett, ia mengumpat. Adalah hal yang menjengkelkan buatnya bila tamu ini datang tak sebagaimana mestinya. Merepotkan.
"Harusnya kan tanggal 30...", desisnya lagi
Maka ketika tadi sempat berkomunikasi dengan temannya yang dilakukan lewat jaringan sosial itu (sebab charger HPnya tertinggal di kantor), ia menumpahkan kekesalannya,
"Baguslah datang cepat. Daripada sudah lewat tanggal gak dapet-dapet..." jawab temannya
"Maksud loh....", jawabnya jengkel.
Ya ya ya. Buatnya tamu yang datang tak sebagaimana jadwal biasanya ini memang merepotkan. Pertama karena ia sedang berada di tempat yang agak terpencil dan ia tak membawa persiapan. Sore nanti baru kembali ke peradaban. Tak ada warung, apalagi minimarket tempat dimana ia membeli benda yang dibutuhkannya.
Jadi...?
"Ini..", tiba-tiba kakaknya menyorongkan sebuah benda. Hampir mirip benda yang dibutuhkannya. Ia terpana. Matanya makin nanar.
'Pakai saja. namanya juga darurat..." ujar sang kakak