bapak, aku mencintainya tanpa kutau sebabnya
dan dia berbeda hingga munculkan rasa bersalah
salahkah mencintai laki-laki yang sembahyang di pura ?
kutanya bapakku yang tak menjawab kecuali menggelengkan kepalanya
aku mencintainya meski jengahku tak jua sirna
lalu kusebut cintaku padanya hanya persahabatan
tapi batinku meronta bak budak belian melepaskan himpitan
kau tau cinta dan sayang tak butuh jalan kecuali pengakuan
bukankah rasa itu perlu diakui agar ia menempati jiwamu dengan damai
maka berdamailah dengan rasamu sebelum ia meronta lalu lantakan jiwa
rasai, rasai saja cinta meski tak temukan bentuk dan rupa, rasai