Ketiga pasang kandidat itu makin menjengkelkan saya.
Anis, tampak terlalu pintar. Jago retorika. Kadang terlihat jago ngeles. Sering sekali, kepintarannya membuat saya jengah, atau tepatnya iri, lalu curiga. Apalagi dia berasal dari keluarga sederhana yang sempurna. Istrinya dokter yang sederhana. Kakeknya pahlawan, ibunya akademisi juga. Entah mengapa, ada sesuatu yang bikin saya makin gak suka dia. Lah...!?
Pasangannya, Cak Imin, saya taunya dia Keponakan Alm Gus Dur, baru keluar dari pesantren, tau kan pesantren yang saya maksud? Pengalamannya di Partai, lumayanlah. Kemampuan akademis, lumayan juga. Yang lain, saya tak tau. Istrinya berapa? polygami gak? saya tak tau.Â
Pasangan kedua, Nah ini yang gemoi dan siru, hahaha. Paling tidak saya salut pada kesabaran dan ketabahan Pak Prabowo atas keinginannya untuk menjadi presiden, setelah berapa kali Hajat Pilpres dia gagal.Â
Saya juga jengah karena isu seputar HAM yang melekat padanya. Saya tepiskan itu. Bukan saya tak suka Aksi Kamisan dsb (Kapan-kapan saya tulis alasannya ya). Â
Kali ini dia jengkelin sekaligus gemesin. Kadang meletup-letup, sorry ye, sorry, haha. Kadang dengan santainya berkata-ini itu tentang rivalnya. Entah apa jadinya jika Indonesia dipimpin Wowo nanti. Tapi, entahlah.
Urai Jutha Bram, founder 4D analysis memprediksi, yang suka meletup-letup, mengeluarkan statement  kontroversial, memicu pasar yang volatile, berpotensi sebagai pemenang. Ah, wow ?Â
Pasangannya, Gibran Rakabuming Raka. Siapa tak kenal dia. Saya tepiskan soal kontoversi Kenapa dia bisa jadi Cawapres, he, biarlah menjadi porsi para barisan lain. Saya, purely, tak punya barisan. Â Dialah si tokoh Gimmick kita.
Semua miliki simbol dan makna. Jaket Naruto dan lain sebagainya. Apalagi Gimmick ketika dia beraksi nunduk-nunduk beberapa kali seolah mencari-cari sesuatu. Rupanya gimmick mencari jawaban atas pertanyaannya kepada Prof Mahfud MD.Â
"Saya cari-cari jawabnnya, gak ketemu prof", ujarnya, hahahaha. Â
Berhasilkah gimmicknya?Â