Mbah Lindu telah memberi contoh. Usaha Gudegnya tetap eksis dan kini diteruskan keluarganya. Begitupula Jay Fang dan Dona Emi dari La Paz yang sampai sekarang masih aktif.
Mau liat tayangan Jay Fang dan Mba Lindu ya liat di netflix. Ini cuplikannya yang saya liat di Neflix,
Keduanya masuk dalam seri Street Food Asia. Sedangkan Dona Emi, Emilianna Conburi saya saksikan di seri Street Food Amerika Latin
Seperti halnya Mbah Lindu yang harus bangun lewat sedikit tengah malam, begitu pula Dona Emi. Dia harus bangun jam 3 dinihari dan mulai memasak. Jam 7 pagi berjualan di kedainya.
Sore beliau belanja bahan segar yang dia butuhkan di pasar tradisional. Tidur cepat supaya bisa bangun dinihari dan setiap hari begitu. Bagi orang hidup, setiap hari adalah bekerja, begitu kata Bu Emi.
Bahwa Covid-19 memperparah kondisi, ya itu terjadi dimana-mana. Donna Emi, Emiliana Condori, Perempuan Bolivia yang telah berjuang 31 tahun berjualan kentang tumbuk isi daging dengan saus salsa (Relleno de papa) itu mengalami dampak Covid-19. Penjualannya berkurang. Beliau bahkan harus mengurangi pegawainya dari 12 menjadi hanya 7 orang. Tetapi beliau tetap semangat.
Semangat terus berjualan Rellenos sambil menjalankan protokol kesehatan penanganan Covid-19. Senyum dibalik topi dan selempang cardigan khas selatan dengan rok lebar itu begitu berbinar.
Gambar ilustrasi pembuka tulisan hanya contoh bahwa hidup lansia juga menyenangkan dan produktif. Usia Adalah Senja Yang Berbinar Semangat. Usia hanya angka, tetapi hidup lebih bermakna dan bermanfaat adalah pilihan.
Sebab hidup produktif dan bermakna itu tak sekadar bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga juga buat orang lain. Itu kalau mau, kalau gak ya jangan, masih teringat video tiktok itu, haiyah.