Dalam benak saya sejak kecil pak polisi itu selalu....ganteng, berwibawa, sebagian besar sangat tegas (bahasa lainnya agak pemarah). Ini juga ada di benak teman-teman saya, dan masyarakat pada umumnya, ya kan. Jadi meski ganteng dan beriwibawa, jika karena sesuatu dan lain hal sedang berurusan dengan Pak Polisi, udah kalo bisa cepat dikelarin. Jangan lama-lama, kata teman saya, yey.
Akhir-akhir ini saya melihat fenomena yang agak lain tentang aparat kepolisian yang saya sebut pak Polisi itu. Lebih tabah, lebih santun, tepatnya lebih sabar ketika menghadapi masyarakat.Â
Pun ketika menghadapi masyarakat yang marah. Sampai sayapun jadi berpikir, kok bisa ya sekarang masyarakat yang marah-marah ke polisi....? biasanya kan pak polisi yang agak galak ke masyarakat, ups.Â
Kejadian terbesar adalah jalan raya. Jika dulu masyakat akan patuh dengan sekali lirikan dan sekali pritan pak polisi, sekarang lain lagi. Masyarakat sudah berani ngeyel ke petugas. Bahkan banyak yang marah-marah, tak jarang menghujat ketika ditertibkan petugas. Â
Ada yang marah-marah sambil menganiaya pak Polisi, mencakar, saat tidak diterima kendaraannya ditilang.
Â
Ada juga kejadian pemuda tidak terima ditilang polisi lalu membanting dan memporak-porandakan motornya dan pak polisi sabar menyaksikan perbuatan permuda itu, haiyah.
Hal yang masih lekat di ingatan sampai dibuat memenya di sosmed adalah saat lebaran lalu. Bapak A dan Bu B tidak terima diminta petugas putar balik di pos penyekatan terkait larangan mudik demi meminimalisir penyebaran Covid-19.Â
Petugas yang ada di pos penyekatan Bogor-Sukabumi melakukan tugas memutar balik kendaraan yang masuk. Bapak A dan Bu B malah menghardik petugas dan berkata kasar.Â
Saya terpana saat melihat betapa garangnya pak A dan Bu B marah-marah ke pak Polisi itu dan pak Polisi diam saja, sabar dan anteng, tidak terpancing. Saya betul-betul terpana.