Sebab cinta itu universal maka ia milik siapa saja. Milik seorang bocah yang sedang memancing. Milik petani karet. Milik sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Milik sepasang suami istri. Milik sebatang rumput. Milik seorang remaja yang sedang memasang bubu. Milik siapa saja.Â
Dan cinta tak bisa ditepis. Ia muncul kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja meski kadang lama dilupakan, mengendap dan meresap hingga berkarat.
Memasang Bubu, entah kenapa aku terpaku disitu. Seperti melihat sesuatu yang mengakar kuat dan lekat padaku meski tokoh aku disitu tidak seorang ibu seperti aku. Ia seorang remaja yang sedang memasang bubu. Bukan berharap mendapat ikan tapi berharap menjaring cinta ibunya. Cinta ibunya yang hilang. Rasanya, rasa itu bisa kupahami. Sama kuat dan lekatnya seperti rasaku pada anakku dulu itu. Â
Sebelum racauan asal saya semakin melebar, ya sudahlah. Buku "Sejumlah Pertanyaan tentang Cinta" ini adalah buku yang bagus. Didalamnya ada 70 (tujuh puluh) puisi bagus dan mengena bagi siapa saja saja saya kira. Mengena dan pas, entah di sebuah atau beberapa buah puisinya. Di luar mengena atau tidak dengan pengalaman batin pembacanya, ke-70 puisi tersebut buat saya adalah puisi naratif yang kuat, inspiratif  dan punya jiwanya sendiri.Â
Ya tentulah begitu. Sepanjang yang saya tau dan saya baca, penulisnya yang seorang Kompasianer juga, apalagi Kompaler juga ini, fiksinya, baik cerpen, novel dan puisi cukup bernas dan layak diperhitungkan. Dia Pringadi Abdi Surya. Meski masih muda, beliau sudah cukup malang melintang dalam dunia kepenulisan.Â
Terbukti telah beberapa kali mendapat penghargaan seperti menjadi Duta Bahasa Sumatera Selatan Tahun 2009. Pernah terpilih mengikuti Makassar International Writers Festival 2014 sebagai salah satu emerging writer dan menjadi salah satu penulis terpilih dalam Asean-Japan Residency Programme di Asian Literary Festival 2016. Tahun lalu, rasanya pernah menjadi Kandidat Kompasianer Pilihan dari kategori entah fiksi atau minat khusus. Â
Ketika sedang lenggang, seperti akhir pekan  saat ini, maka memanjakan jiwa dengan asupan bacaan bernas kadang perlu dicoba. Tak cukup dengan menonton bioskop, memasak masakan kegemaran keluarga atau mencabuti rumput di tanaman kesayangan, manjakan jiwa dan pikiranmu dengan membaca. Buku ini layak dibaca.Â
Yups tinggal dicari di toko buku, judulnya "Sejumlah Pertanyaan tentang Cinta". Â Didalamnya, he, ada satu puisi kesukaan saya berjudul "Memasang Bubu"
Memasang bubu di seberang Ulu, aku