Narasumber yang keren dan interaktif antara lain mba Melly dan mba Tya. Diskusinyapun seru. Ada yang bertanya soal kegamangannya pada dua hal yang sama-sama ia tekuni dan bingung apakah harus fokus salah satu atau tetap jalankan keduanya. Ada yang bertanya kapan saatnya memiliki admin untuk akun bisnis di Sosial medianya (IG, FB dan WA). Serta pertanyaan lain.
Berikut intisari beberapa materi seminar Womenwill Palembang yang saya ikuti adalah
- Mulai bisnis dari hal yang disukai. Mulai dengan passion kita dimana. Suka dengan fashion busana misal aneka gamis/abaya, jilbab maka menjalankan bisnis busana muslim pasti akan menarik dan membuat ibu-Ibu semangat melakoni bisnisnya. Senang makan dan masak, ya bisnis kuliner. Senang traveling, ya bisnis wisata (tiket, paket wisata) dan lain sebagainya.
- Pangsa pasarnya siapa ? Adalah penting memastikan siapa pasar yang akan disasar (dibidik) ? Apakah segmennya menengah ke bawah atau menengah ke atas. Apakah ditujukan untuk remaja, orang dewasa, laki-laki atau perempuan. Ini akan berkaitan dengan produk yang akan dihasilkan.
- Keunggulan produk. Produk yang sejenis memang mudah tetapi harus dipastikan keunggulan produk kita apa. Ketika pasar kita adalah kaum muda, maka produk kita harus memiliki kelebihan dan keunggulan yang menyesuaikan dengan selera kaum muda. Mutu produk diperhatikan, termasuk packaging (kemasan).
- Upgrading kemampuan perempuan. Banyak cara bisa dilakukan. Ikuti pelatihan dan seminar sesuai kebutuhan. Sekarang banyak teknologi bisa dipelajari, tinggal menjentikkan jari tanya mbah Google. Bisa pula belajar lewat youtube atau kelas pelatihan khusus. Â
- Manfaatkan jaringan untuk promosi dan bertukar informasi. Manfaatkan komunitas bisnis. Manfaatkan kalender bisnis, Gapura digital, bussiness meeting, Google bussiness sebagainya. Digital marketing dan lain sebagainya. Banyak komunitas perempuan bermunculan dengan flatform masing-masing. Tinggal pintar-pintar kita memilih.
- Jangan membuat border (pembatas) yang bisa menghambat bisnis kita. Antara lain, jangan jutek. Jangan sensi dan jangan sibuk dengan hal kurang substantif dan cenderung membatasi pengembangan bisnis. Misal pengen meluaskan jaringan kita malah bikin promo dengan foto simbol jari 1 dan 2 pilihan politik kita. Kecuali anda memang membatasi konsumen anda.
Nomor terakhir, itu dari saya. Sekadar saran ya girls and moms 😘
Berdasarkan data Bank Indonesia, pada Tahun 2018 Data Bank Indonesia menyatakan bahwa total Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Tahun 2018 sebesar 57,83 juta dimana lebih dari 60% dikelola oleh perempuan (Jumlah pelaku UMKM perempuan di Indonesia mencapai 37 juta). Angka yang menakjubkan bagi saya. Sebuah bukti bahwa perempuan ketika sudah punya mau (tekad), bisnispun bisa ia kelola.Â
Bukan asal kelola, perempuan konon lebih tahan banting dan ulet. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia pada Tahun 1998, justru industri kecil dan UMKM yang bertahan. Bahkan pinjaman bergulir ala Grameen Bank Prof.Mahmud Yunus bisa sukses karena perempuan yang mendapat kucuran dana tersebut kredible dan berintegritas membuat dana tersebut bisa bergulir ke kelompok usaha yang lain.
Ketika perempuan memiliki akses setara ke informasi dan peluang, apapun bisa terwujud. Womenwill membantu perempuan mewujudkan hal tersebut. Perempuan maju adalah dia yang bekerja keras dan bekerja cerdas. Saya kira peluang sudah mulai terbuka, tinggal bagaimana perempuan memanfaatkan peluang tersebut.
Saya suka tagline di womenwill,Â
"Ketika perempuan sejahtera, semua ikut sejahtera". Anak sejahtera, keluarga sejahtera. Sebaliknya, demikian pula.