Dr.Masaru Emoto, seorang ilmuwan yang melakukan penelitian tentang air dalam bukunya yang berjudul The Healing and Discovering The Power of The Water, juga mengatakan bahwa 90 persen penyakit pada manusia disebabkan oleh pikiran. Sisanya, 10 persen disebabkan pola makan.Â
Berikut daftar penyakit yang berkorelasi dengan pikiran negatif:
- Marah selama 5 menit, akan menyebabkan sistem imunitas tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam ke depan.
- Dendam dan menyimpan kepahitan hidup, akan menyebabkan imunitas tubuh kita mati. Dari sana bermula segala macam penyakit, seperti stress, kolesterol tinggi, hipertensi, serangan jantung, rematik,
arthritis dan stroke (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah). - Stres yang cenderung diabaikan, akan mengakibatkan gangguan pencernaan.
- Khawatir yang berlebihan, berkorelasi dengan sakit punggung.
- Sensi alias mudah tersinggung, akan membuat penyakit insomnia muncul.
- Bingung berkorelasi dengan gangguan tulang belakang bagian bawah
- Takut yang berlebihan, akan menyebabkan penyakit ginjal.
- Negative Thingking, menyebabkan kita mudah terkena Dyspepsia atau kesulitan dalam mencerna makanan.
- Emosi dan mudah marah, rentan terkena penyakit hepatitis.
- Apatis (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami penurunan kekebalan tubuh
- Â Terlalu menyepelekan berbagai macam persoalan, berhubungan erat dengan diabetes.
- Kesepian mengakibatkan Demensia Senelis alias berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh.
- Merasa rendah diri dan seringkali bersedih, ditenggarai menyebabkan penyakit Leukimia (kanker darah putih).Â
Saya kira itu sebabnya kenapa kita diminta untuk mengendalikan pikiran. Kita diminta berpikir yang ballance, tidak berlebihan. Tidak galau berlebihan. Tidak ruwet dan mungkret.Â
Oleh sebab pernyataan DR. Masaru Emoto tersebut, saya mulai berpikir yang seimbang dan yang simpel. Tidak khawatir berlebihan. Tidak penasaran berlebihan. Tidak takut berlebihan. Semua harus seimbang.Â
Dulu, jika tiba-tiba teringat sebait lagu, atau satu potong adegan film tapi lupa judul lagunya, lupa siapa penyanyinya. Atau lupa judul film dan pemainnya, bisa membuat saya berpikir keras, mengingatnya secara paksa. Belum bisa tidur kalau belum ingat, hiks. Sampai menelpon kawan atau sms adik saya, wkkk. Sekarang, ais, lupa ya biar, hehe. Ngapain sampai penasaran segitunya.Â
Gerombolan Siberat bilang, kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah!? Hal yang harus kita (orang waras) balik, kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit. Selain membuat hidup kita bermanfaat dan jauh dari mudharat juga membuat dunia ini lebih simpel, nyaman dan indah.Â
Jika  90 persen penyakit disebabkan pikiran maka ayo kendalikan pikiran kita. Sesuatu akan sulit dilakukan ketika kita berpikir sesuatu itu sulit. Ketika kita optimis bahwa ia mudah dilakukan maka akan mudah kita laksanakan. Sebaliknya begitula.Â
Ketika kita berpikir makanan di hadapan kita tidak sesuai harapan kita, tidak enak biasanya begitu kita makan akan demikianlah rasanya. Sebaliknya ketika berpikir bahwa ah sudahlah, alhamdulillah syukuri apa yang yang ada, maka makanan tersebut akan terasa lumayan nikmat.Â
Ketika kita merasa hidup kita tidak baik, kita menderita, maka menderitalah kita. Kan... mbok ya kendalikan pikiran. Katakan kepada diri sendiri, hidup kita baik dan kita tidak menderita, maka kita akan baik-baik saja. Â
Begitulah fakta yang sering terjadi. Sesorang menjadi apriori terhadap sesuatu lalu enggan melakukan sesuatu seringkali karena persepsi yang terbentuk dari pikiran negatif. Pikiran yang dibuat sendiri. Jadi kenapa tidak kita mulai hidup dengan simple dan tidak ribet yang dimulai dengan berpikir positif dan solutif.
Sedang musim sanjo karena sedang suasana lebaran membuat jalanan di kota Palembang macet. Suasana dan sikon itu membuat pikiran rumit muncul. Riwehnya suasana, bisa membuat malas sanjo-sanjo (bersilaturrahim/bertamu dari rumah ke rumah). Padahal kalau mau simpel ya sanjo yang praktis bisa diakali. Tidak usah bawa mobil, cukup santai naik motor. Bisa ngepot-ngepot. Bisa mudah mencari jalan alternatif, jalan kecil sekalipun.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!