Telah tiba senja dan terdengar suara takbir lamat-lamat dari masjid seberang komplek. Sungguh, ketika takbir berkumandang tak ada manusia yang bisa menolak datangnya Hari Raya Idul Fitri. Hari yang dirayakan.
Kepada Mona dan siapa saja yang tengah berduka dan mengalami kesusahan.
Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi kita semua. Kita yang sedang berbahagia menyambut Idul Fitri. Bisa jadi kita yang menyambut Idul Fitri dengan keprihatinan dan kesusahan dengan berbagai sebab.
Yakinlah bahwa kadangkala kita dibei musibah sebagai ujian keimanan dan kesabaran agar kita naik kelas.
Kepada kita semua, mari kita palingkan sejenak kesusahan kita. Mari sambut Idul Fitri dengan kita yang kembali fitri. Kita yang kembali ke kondisi tidak berpuasa.
Semoga dengan sebulan kita berpuasa pada Bulan Ramadan ini menjadi gemblengan bagi perbaikan sikap dan prilaku kita di 11 bulan lainnya.
Anjuran Untuk Berbahagia di Hari Raya
Pada Hari Raya Idul Fitri kita semua dianjurkan untuk bersukacita.
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus [10]: 58).
Ibnu Hajar al ‘Asqalany berkata, “Dalam hadis ini terdapat petunjuk bahwa menampakkan kebahagiaan pada hari raya termasuk syi’ar agama.” (Fathul Baary 2/443 dinukil dari Syarh Umdah al Fiqh, 1/410)
Setiap kesulitan, ada kemudahan
Di sisi lain, ingatlah pada janji Allah bahwa dalam dibalik kesusahan ada pertolongan yang begitu dekat. Dibalik setiap kesulitan/kesusahan, ada kemudahan.
Telah tertulis firman Allah bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Kemudahan bagi kita yang berupaya dan berikhtiar lalu menyerahkan keputusan takdir kepada Allah,
fainna ma'al usri yusro