Menu makanan buka puasa yang sering kita sebut takjil itu kelihatannya sepele. Kebanyakan orang biasa membeli (termasuk saya, karena saya fokus menyiapkan lauk dan sayur). Dibalik sifat "sepelenya" itu, tetap saja kita harus juga melihat dan menyiapkannya dengan hati-hati. Jika tidak sempat membuatnya sendiri, ya beli tidak masalah asalkan kita tau kebersihan dan kualitas gizi takjil yang kita beli.Â
Beberapa ahli kesehatan berkata, justru takjil itu penting dilihat aspek  gizi dan kesehatannya karena makanan pertama yang diasup setelah perut kosong saat berpuasa.  Â
Kamu sukanya takjil (makanan pembuka puasa) yang manis atau gurih (asin)...? Pasti sesuai selera masing-masing ya. Kalau saya yang ditanya, saya akan menjawab yang gurih semisal pempek, pergedel jagung, bakwan. Tapi saya tetap juga kok makan takjil yang manis yaitu kurma (setiap buka antara 1-3 butir) dan segelas teh hangat manis.Â
Yupz, saya memang penyuka makanan gurih. Otak saya sudah tersugesti kalau makanan manis akan bikin saya gemuk. Alasan berikutnya, makanan manis cepat membuat eneg, kalau saya. Oleh sebab itu saya lebih suka makanan takjil yang gurih. Yah, wong Plembang, takjilnya paling sebutir korma, minuman manis, lalu makan pempek yang banyak, hahaha.
Suka atau tidak suka kedua macam takjil, baik yang manis ataupun yang gurih, keduanya harus kita waspadai.Â
1 Makanan Gurih (Asin)
Makanan ini begitu disukai. Tetapi juga harus diwaspadai karena ditenggarai pemicu kolesterol. Bahkan pemicu darah tinggi karena kebanyakan makanan gurih itu digoreng (pempek goreng, gorengan dan sebagainya) yang tentu saja kadar lemaknya tinggi. Selain itu juga tinggi kadar garam-garaman yang bisa memicu hipertensi. Â Memang enak sih, gurih, Â yummy. Hanya, memang harus dikonsumsi dengan bijak. Enak sebatas kerongkongan, setelahnya penyakit.Â
2. Makanan Manis
Makanan manis katanya dianjurkan untuk takjil buka puasa karena makanan manis cepat menyeimbangkan kadar gula kita sehingga membuat kita kembali bertenaga. Bahkan zaman saya kecil nenek saya bilang guru mengajinya mengajari hadis yang mengatakan bahwa dianjurkan buka puasa dengan makanan manis yang tidak dimasak dengan api. Makanan manis yang saya suka untuk buka, biasanya dimakan seusai taraweh, paling Srikaya.
Dulu saya tidak begitu "Ngeh" dengan apa makna dibalik anjuran ini. Saya pikir makanan manis yang tidak dimasak dengan api pasti kurma (memang disunahkan buka puasa dengan kurma dengan jumlah yang ganjil : 1, 3, 5 butir dan seterusnya). Dulu saya pernah mencari hadisnya, konon dari HR.Abu Ya'la, adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam menyukai berbuka dengan 3 (tiga) butir kurma atau sesuatu yang tidak terkena api (dimasak/diolah dengan api). Saya tidak tau apakah ini hadist kuat atau hadist yang dhoif (lemah). Â Hal yang pasti saya mengutamakan berbuka puasa dengan kurma untuk pemecah puasa. Setelahnya baru minum segelas teh manis dan makanan lain.
Setelah saya pikir-pikir sekarang, subhanallah. Mungkin yang dimaksud makanan manis yang tidak dimasak dengan api itu ya tidak hanya kurma, tapi buah-buahan ranum yang manis. Manis karena kandungan fruktosa dan sukrosa pada buah yang sudah matang dan ranum. Allah memilihkan makanan sehat untuk orang yang berpuasa, yaitu buah-buahan yang manis. Selain segar, juga sehat. Â Apa dugaan saya betul...? wallahu 'alam bishawab.Â