Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Money Power" Ramadan, Pisahkan Dana THR dengan Membuat Rekening Khusus THR yang Simpel

11 Mei 2019   11:03 Diperbarui: 11 Mei 2019   14:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto:Inews.com

Tidak terasa lebaran tinggal 24 hari lagi. Apah..? Hehe, ya lumayan masih lama. Tapi tidak akan begitu terasa. Waktu berjalan dengan cepat dan banyak hal yang harus disiapkan. Iyalah sebab lebaran harus dipersiapkan tepatnya dikelola dengan baik. 

Apalagi saya perempuan. Pengaturan keuangan rumah tangga harus diatur dengan baik oleh perempuan atau emak yang notabene adalah bendahara rumah tangga. 

Ada beberapa alasan kenapa dana Tunjangan Hari Raya (THR) harus dipisahkan dari gaji bulanan biasa. Menurut Jay Broekman, Managing Director HaloMoney.co.id, Kedua sumber dana itu sebaiknya memang dipisah untuk memaksimalkan pengelolaan keuangan di bulan ramadan.  

Gaji bulanan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehar-hari, sedangkan THR digunakan untuk pengeluaran ekstra Hari Raya alias lebaran Idul Fitri dan beberapa pos lain yang membutuhkan pengaturan secara cerdas. 

Oleh karenanya sebaiknya rekening untuk THR dibuat tersendiri, dipisahkan dari rekening untuk gaji. Kalau masuknya ke rekening gaji, contoh kasus saya sebab kantor akan mentrasfer ke rekening gaji. Maka saya sudah siap-siap akan segera menariknya dan memasukkannya ke rekening khusus.

Cerdas seperti apa sih..? ya intinya jangan sampai kita jor-joran menghabiskan THR untuk kebutuhan jor-joran lebaran padahal ada slot keperluan lain yang seharusnya bisa kita prioritaskan untuk THR. Apa saja?, banyak. Masih menurut Jay senada juga dengan Kompas.com, setidaknya ada 5 alokasi prioritas untuk dana THR 

  1. Prioritas untuk zakat
  2. Prioritas untuk tabungan dan investasi, sedikit juga tidak apa. Menurut kompas.com, jika memungkinkan sekitar 10-20% dari THR yang kita terima.
  3. Prioritaskan untuk bayar hutang, kredit dan ciiclan, kalau ada ya.
  4. Utamakan untuk THR orang-orang kecil yang di sekitar kita  seperti Asisten rumah tangga, kalau ada, tukang jaga malam, tukang sampah dll.
  5. Pakaian baru dan hidangan spesial lebaran (gulai, makanan dan kue-kue seperti pempek, tekan, maksuba dan lapis legit kesukaan yang akan disuguhkan kepada tamu saat lebaran). Sekertika saya ingat lagu zaman jadul, Dea Ananda ini. Menurut Kompas.com, selain jamuan lebaran bisa ditambahkan pos biaya mudik disini

Selain versi di atas, ada banyak tips dan pendapat terkait pengelolaan dan pemanfaatan THR tinggal kita pilih sesuai kebutuhan. Intiya adalah, dana THR selayaknya memang kita kelola prioritas penggunannya supaya dana THR tidak habis percuma, mubazir dan keuangan kita jeblok. 

Dari banyak tips yang ada, justru kebutuhan lebaran dijadikan prioritas terakhir. Saya pikir masuk akal juga. Kita menggunakan dana THR untuk hal-hal produktif dan lebih utama. Masa THR untuk jor-joran lebaran padahal kita ada utang dengan kawan, misalnya. 

Masa iya kita lebaran hura-hura menghabiskan THR kita tapi tidak berbagi THR untuk orang-orang sekitar seperti ART, tukang jaga malam dan tukang sampah. 

Di komplek perumahan saya tinggal sekitar 5 hari sebelum lebaran tukang jaga malam dan tukang sampah sudah mengedarkan amplop himbauan agar warga komplek memberi mereka THR. Setiap tahun kami beri mereka THR dari sebagian THR yang kami THR dari tempat kerja. 

Mereka layak kita bagi THR, tanpa mereka siapa yang akan menjaga rumah kita dan mengangkut sampah kita. Berbagi itu selain indah, menenangkan jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun