Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prostitusi (Online), Di Antara VA dan Pelaku Hoaks di Sekitar Kita

7 Januari 2019   13:14 Diperbarui: 9 Januari 2019   16:38 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

He, entah kenapa mulai tak tahan pula awak pengen menulis tentang ini. Apa sebab? Sebab timeline saya, entah Facebook, Twitter dan WAG sedang ramai pake bingits membahas VA. 

Bahasan yang agak-agak ajaib dan wow bagi saya. Mulai dari harga 80 juta yang dinilai overprice (betapa sebalnya saya dengan ini,  wew) sampai dengan status lucu yang menyatakan betapa Kasus VA telah menyatukan Cebong dan Kampret dimana mereka sejenak melupakan perseteruan itu, ohohohoho 🤗

Sampai disana saya berpikir, kita ribut sekali. Seolah dapat bahan baru (Hiks, sejujurnya sayapun berterimakasih pada VA. Berkat dia saya dapat insipirasi menulis ini). 

Ada yang menyalahkan VA. Ada yang menyalahkan mucikarinya, entah siapa namanya, lupa. Ada yang mempermasalahkan harga, overprice sekali katanya (sampeyan, maunya yang murah dan gratis sih). Ada yang membahas isu pejabat politik pelanggan VA. Membahas jaringan artis serupa VA dan para usernya. Adapula yang  sekadar numpang ketawa-ketiwi, komen sana-sini.  

Ruame pake bingits. Sudah pasti. Sebab sudah fitrahnya manusia kalau membahas masalah ini, mau yang level berpendidikan doktor sampai sekadar manusia pendidikan biasa seperti saya, atau penyuka Lamtur, pasti tertarik. Mata yang tadinya mengantuk, jadi terbelalak. Muka yang tadi sendu, jadi sumringah tersenyum. Katanya begitu.

Lalu setelah sikap aneka macam, penghakiman, pembahasan aneka rupa tersebut, pertanyaannya adalah.... apa prostistusi (online) itu jenisnya cuma yang semacam VA itu doang ? Pertanyaan yang membuat saya berpikir. Agak lama juga hingga saya memutuskan untuk menuliskannya saat ini.

Jawabannya, tergantung analisa kita masing-masing. Bagi saya, ya VA hanya salah satu jenis dari banyak macam pelaku prostitusi online jika prostitusi diartikan sebagai tindakan menjual diri.  Lebih tepatnya menjual harga diri. 

Siapakah yang menjual harga diri? Ya, siapa saja yang suka bohong, menutupi kebenaran demi kelompok yang dibela dan membayarnya. Termasuk pula siapa saja yang memainkan hoaks, baik memproduksi maupun menshare hoaks.

Hoaks yang menyebar di jagad timeline dunia maya ini, bagi saya inilah prostitusi online yang sesungguhnya. 

Ketika kita sudah tau bahwa yang kita buat itu salah, tidak lengkap, kita framing sengaja supaya dimaknai untuk menguntungkan pihak yang kita bela, kita telah melakukan prostitusi. 

Ketika kita tau bahwa info yang kita terima itu hoaks, tapi sengaja kita sebarkan karena menguntungkan pihak kita, kita juga telah melakukan prostitusi online.

Menurut  laporan Daily Social di sini, hoaks yang menyebar di dunia maya itu banyak jumlahnya.  Informasi hoaks paling banyak ditemukan di platform Facebook, katanya 81,25%. WhatsApp sebanyak 56,55%. Instagram sebanyak 29,29,48%.  Sebagian besar responden (44,19%) tidak yakin memiliki kepiawaian dalam mendeteksi berita hoaks. Mayoritas responden (51,03%) memilih untuk berdiam diri (dan tidak percaya dengan informasi ) ketika menemui hoaks. 

sumber: dailysocial.id
sumber: dailysocial.id
Sumber: Report DailySocial
Sumber: Report DailySocial
Maka berpikirlah kita. Come on, kitapun akan termasuk pelaku Prostitusi online jika kita menjadi pelaku dan penyebar hoaks.  Sebab prostitusi online itu ya memang tak sekadar semacam VA dan jaringannya. Banyak hal yang sebetulnya secara maknawi adalah tindakan jual harga diri, prostitusi.

Bahkan para politikus dan buzzer politik itupun pelaku prostitusi online pula jika dia merambah dunia maya dengan tidak jujur, kehilangan nurani, pokoknya benar salah hantam asal membela kubunya.  

Hanya tulisan iseng saat ishoma dimana waktu terus berlanjut dan makan siang saya belum datang.

Salam kompak selalu. Salam Kompal. Salam kompasiana. Salam Nusantara. Salam, tangkal prostitusi online yang tak sekadar VA.

Sumber: Hoax Distribution Through Digital Platforms in Indonesia 2018. 

Sumber: Kompal
Sumber: Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun