Saya senyum-senyum kecut (gak takut dosa) membaca keriuhan di timeline soal ajakan Menkeu agar generasi millenial mengurangi jajan kopi. Katanya uang hasil mengurangi jajan kopi lebih baik ditabung untuk dana pensiun.Â
Ajakan itu disampaikan pasa sebuah seminar Nasional Asosiasi Dana Pensiun Indonesia(ADPI) di aula Bhirawa, Hotel Bidakara. Dan seperti sudah kita lihat bersama, ajakan itu menuai banyak komentar, pro dan kontra sudah pasti, di twitter dan lain sebagainya.
Pertanyannya, kenapa saya senyum senyum kecut (tak takut dosa) itu ? Jawabannya, karena saya pernah melakukan hal yang sama.
Saya pernah menghimbau traveler untuk mengurangi ngopi di kafe. Alasannya, sebab kopi di kampung kita masih bermutu rendah. Jangan ngopi-ngopi aja, ayo dong bantu perbaikan mutu kopi kampung kita. Lebih lengkapnya bisa dilihat DISINI.
Menilik imbauan Bu Menkeu kita itu, bagi saya sih ya masuk akal mengingat itu disampaikan pada sebuah seminar tentang pengelolaan dana pensiun. Generasi millenial juga perlu memikirkan dana pensiun, bagi yang mau. Saya setuju dengan ini. Sebab, pada hidup yang cuma sekali ini banyak hal yang bisa diraup dan diambil hikmah, kalau mau.
Generasi millenial ya memang sangat membutuhkan pengalaman, experience, perlu mencoba segala sesuatu. Tapi sampai kapan mau experience, sebab experience itu membutuhkan resource. Termasuk jajan kopi. Kalau jajan-jajan terus kapan mikirnya untuk masa depan.Â
Menkeu mengingatkan bahwa pengelola dana pensiun jika ingin membidik generasi millenial ya harus masuk dengan 3 karakteristik khas mereka , yaitu creative, connected dan confidence. Tanpa itu saya yakin tidak akan diterima. Lah kita lihat saja reaksi yang kontra, hehe.
Simulasinya kira-kira seperti ini, jika jajan kopi sehari menghabiskan 50 ribu, maka kalau sehari dua kali jajan kopi dikurangi sekali (sekalinya ngopi di rumah saja), berapa sudah dihemat. Jika dihemat itu bisa masuk dan dikelola oleh pengelola dana pensiun, berapa coba kalkukasinya, hitung sendiri.
Katanya hasil perhitungan asosiasi itu pada usia pensiun, jika generasi millenial mengurangi jajan kopi sekali sahari saja bisa mengumpulkan uang sekitar Rp.547 juta pada usia 55 tahun
Saya sih percaya, sebagian generasi milenial juga sudah banyak yang melek tentang perlunya investasi dan menabung. Adalah hal yang keren jika generasi milenial menyikapi ajakan hidup hemat ini mengurangi jajan kopi ini dengan positif mengingat kita sedang memasuki era Bonus Demografi.
Bonus Demografi sangat terkait dengan mutu SDM. Jika penduduk usia produktif itu tidak bermutu, derajat pendidikannya rendah, derajat kesehatannya rendah, lah bagaimana dong mutu generasi usia produktif kita.