Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Kurban Itu Bukan "Nyate" Berjamaah

22 Agustus 2018   17:14 Diperbarui: 23 Agustus 2018   08:21 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka merasa Amazing dan eng ing eng ketika gegap lebaran Idul Adha dipenuhi oleh upload sate dan sate dimana-mana. Rasa eng ing eng ini muncul hari ini sebab urusan banyaknya  upload gambar sate tersebut.

Yupz gambar sate dari daging kurban yang memunculkan kesan hari raya kurban identik dengan nyate berjamaah.

Sejatinya daging kurban itu untuk siapa ? Yang utama ya untuk fakir miskin. Sisanya untuk kelompok lain yang juga berhak, termasuk untuk panitia dan semua orang yang di dekat lokasi kurban. 

Adapun dasar hukum atau tuntunan syara’ tentang Daging Kurban adalah firman Allah surat al-Hajj ayat 36:

Artinya: Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur..”

Ketika melihat siang tadi linimasa sosial media saya dipenuhi gambar sate daging kurban, rasa eng ing eng itu muncul begitu saja.  Tak bisa ditepis. Apalagi he, ada loh yang tiap hari Raya Idul Adha jam 11 an sudah upload foto nyate daging kurban. Semangat banget nyate tiap Idul Adha. 

Kaya aji mumpung banget ya kita ini. Kaya kemaruk banget ya, suara suara muncul di kepala saya. Pengen nyate kan bisa beli kapan saja tanpa harus menunggu daging kurban, kecuali kita termasuk fakir miskin, suara- suara itu muncul lagi.  

Saya jadi berpikir lama tadi, he mungkin saya sedang ringam saja. Toh hakekat Idul Adha itu untuk menumbuhkan kegembiraan Umat Islam di hari tersebut. Hanya, menurut saya utamakan fakir miskin dan kaum lain yang lebih berhak. Kalau semua yang berhak  enggan membagikan haknya, ya rasanya kita belum memahami esensi kurban yang sebenarnya. Tapi ya siapa tau tiap tahun doi berkurban, dan tiap tahun cuma ambil sekantong dari sekian kantong haknya untuk disate, hehe.  

Semoga demikian. Jangan sampai kaum miskin sudah antri malah ada yang gak kebagian daging kurban. Sementara kita kaum millenial ini nyate berjamaah. Soalnya sering banget mendengar keluhan sebagian masyarakat yang seharusnya dapat malah gak kebagian

Semoga tidak ada kejadian kaum miskin ada yang gak kebagian, sementara panitia, pengkurban (mereka yang berkurban) yang memang berhak dan  dapat jatah, dll,  malah pesta sate.

Sebab hakekat Kurban adalah kegembiraan kaum miskin dan seluruh anggota kampung. Wajar semua anggota masyarakat dapat jatah daging kurban. Banyak juga anggota masyarakat yang kebagian kupon daging kurban dia berikan ke tetangganya yang menurutnya lebih berhak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun