Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi Tanpa Secangkir Kopi

8 Oktober 2011   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sungguh, aku mengutuk pagi itu
sebab ia tak beriku secangkir kopi
ia tak berasap dan tak beraroma
juga hambar dan menjengkelkan

sebab pagi tanpa secangkir kopi adalah kemustahilan
mustahil beri inspirasi
mustahil beri hentakkan jiwa
kau lihat, hanya waktu mengerang sia-sia

maka kukutuk pagi itu dengan sumpah serapah
bukan saja karena ia tak berasap dan tak beraroma
sebab ia tak bisa buat jiwaku terbang
terbang dari rasakan sedih sebab tak ada kabar darinya

Pretttt. Ini pagi paling sompret...
(Desisan Ilalang ketika sebuah pagi tak berinya secangkir kopi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun