Kerajinan rotan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia sejak zaman dahulu. Bahan alami yang mudah ditemukan di berbagai wilayah nusantara ini telah diolah menjadi berbagai macam produk, mulai dari perabotan rumah tangga hingga kerajinan tangan yang indah. Keterampilan menganyam rotan diwariskan secara turun-temurun, sehingga setiap produk yang dihasilkan memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Kerajinan rotan Indonesia juga memiliki potensi pasar yang sangat besar, baik di dalam maupun luar negeri. Desain yang unik dan kualitas yang baik membuat produk-produk rotan Indonesia mampu bersaing di pasar global. Selain itu, semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan juga mendorong permintaan akan produk-produk berbahan rotan.
Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo menjadi sentra kerajinan rotan yang berhasil mendunia. Melalui industri kerajinan rotannya, desa ini telah berkontribusi besar terhadap perekonomian lokal dan menjadi kebanggaan Kabupaten Sukoharjo. Dengan kekayaan sumber daya rotan dan keahlian warganya, desa ini telah menjelma menjadi pusat kerajinan rotan kelas dunia.
Pak Tukiman, salah satu warga Trangsan sekaligus pekerja pabrik yang juga menekuni usaha kerajinan rotan sebagai pekerjaan sampingan sejak tahun 1997 atas kemauan sendiri dan belajar secara otodidak cara menganyam rotan hingga menjadi kursi. Hingga sekarang ia sudah berkeluarga dan masih meneruskan usaha ini yang dibantu oleh istrinya, Ibu Yayuk.
"Ini kan kerja sampingan saya. Bahannya udah disiapin pabrik lalu mereka yang kirim, kita tinggal anyam-anyam saja sesuai permintaan mereka." jelas Pak Tukiman.
Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh pengrajin rotan di Desa Trangsan adalah keterbatasan pasokan rotan yang berkualitas. Terkadang, mereka kesulitan mendapatkan rotan dengan jumlah yang cukup, sementara di waktu lain kualitas rotan yang tersedia tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini tidak hanya menghambat proses produksi, tetapi juga berdampak pada kualitas produk akhir.
Ibu Yayuk menjelaskan, "Soalnya kalau membuat kursi kualitas rotannya harus yang bagus dan mulus. Kalau kualitasnya jelek ya tidak bisa."
Mengingat produk-produk tersebut akan menjangkau konsumen di berbagai belahan dunia (ekspor), sehingga kualitas menjadi prioritas utama. Produk yang berkualitas akan meningkatkan reputasi dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Semangat gotong royong yang tumbuh subur di antara para pengrajin rotan semakin diperkuat oleh dukungan pemerintah melalui pelatihan dan bantuan modal. Meskipun hampir seluruh wilayah menjadi sentra home industry, namun tidak ditemukannya persaingan antara satu sama lain. Mereka lebih memilih untuk saling membantu dalam mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan berdaya saing. Kerajinan rotan memiliki potensi yang sangat besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu ikon kerajinan tangan Indonesia. Dengan inovasi, kreativitas, dan dukungan dari berbagai pihak, kerajinan rotan dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjadi kebanggaan bangsa.
Ellynahar Syahban Anggraeni
Film dan Televisi - ISI Surakarta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI