Mohon tunggu...
Ellyn
Ellyn Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

an undergraduated student majoring in Communication Science in Atma Jaya Yogyakarta University.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kolonialisme Elektronik: The Largest Entertainment Media, Netflix

6 September 2020   14:48 Diperbarui: 6 September 2020   14:53 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Revolusi dalam komunikasi mengubah hampir setiap aspek kehidupan yang terasa semakin luar biasa hingga saat ini. Perubahan tersebut merupakan hasil dari terobosan-terobosan hebat yang dirasakan sejak sebelum Perang Dunia I. Memasuki abad ke-21, teknologi memainkan peran besarnya, melekat pada setiap aspek kehidupan mulai dari pekerjaan, sekolah, hiburan, dan lain sebagainya. Termasuk di dalamnya ada media-media yang berperan dalam proses globalisasi di era digital, yang turut mengubah kehidupan, tatanan sosial, dan memperkenalkan dunia dengan segudang trend-trend terbaru yang terus mengalir, dan didominasi oleh budaya Barat. Penggunaan komputer dan akses internet yang semakin meluas dari masyarakat dunia juga turut mendukung peran media tersebut dalam memperkenalkan trend dunia.

            Media dengan memanfaatkan globalisasi serta teknologi yang mumpuni, mampu mendistribusikan produk budaya dari luar negeri, terutama budaya dari negara dominan seperti Amerika. Seperti yang dijelaskan oleh McPhail (2014) tentang ECT (Electronic Colonialism Theory) yaitu media global termasuk di dalamnya iklan, memiliki pengaruh dalam cara seseorang berpenampilan, berpikir, dan bertindak.

            Media-media besar seperti Disney, CNN, BBC, FOX, HBO, dan sekarang sedang popular dan merajalela penggunaan media streaming film seperti Netflix, semua media ini berupaya untuk memperluas pengaruhnya, dengan mengemas pesan untuk menarik audiens yang lebih besar yaitu seluruh dunia. Beberapa media besar ini berasal dari Amerika. Dalam tulisan kali ini hanya akan membahas Netflix sebagai contoh dari eColonialism.

            Netflix merupakan teknologi dan media streaming online serta perusahaan produksi yang berasal dari Amerika, berpusat di California. Netflix berfokus pada bisnis langganan layanan streaming yang menawarkan segudang judul film ataupun seri, serta produksi film sendiri. Berdasarkan Netflix’s Investor Letter 2020, terhitung per April 2020, Netflix memiliki lebih dari 193 juta pelanggan di seluruh dunia, termasuk 73 juta dari Amerika. Netflix hadir di seluruh dunia kecuali di China, Korea Utara, Crimea, dan Syria terkait dengan larangan dari pemerintah setempat, serta memiliki kantor di sejumlah negara seperti Prancis, US, UK, Brazil, Belanda, India, Jepang, dan Korea Selatan (Netflix Corporate Information).

Per 10 Juli 2020, Netflix menjadi media hiburan terbesar di kapitalisasi pasar (Swartz, Juli 19, 2020). Sejak pandemi COVID-19, Netflix mencatat dan melaporkan pendapatannya per 31 Maret 2020 sejumlah 5.768 milyar, meningkat jauh sebanyak 27.58% (Marcotrends, Maret 31, 2020).

            Dapat dilihat perkembangan Netflix sebagai layanan movie streaming meningkat dengan sangat pesat di pasar global, bahkan tercatat sebagai media hiburan terbesar pada 10 Juli 2020. Pengaruh Netflix membuktikan bahwa Amerika masih mendominasi media secara global. Menangkap perhatian dari berjuta masyarakat dunia yang menonton dan mendengar. eColonialism Theory memfokuskan pada penjelasan bagaimana media seperti Netflix ini mempengaruhi pikiran penonton. Netflix merupakan media yang menarik pelanggan dengan sangat masif dengan menyediakan layanannya di lebih dari 190 negara, yang tentu saja memiliki potensi untuk memperkenalkan dan mengubah nilai budaya, perilaku, cara berpikir, kebiasaan, dan bahkan bahasa.

Melalui film dan serial yang tersedia untuk ditonton di Netflix, negara lain memiliki kesempatan yang besar dalam memperkenalkan budaya mereka. Contohnya serial yang sangat trend dari Spanyol yaitu Money Heist, musiknya Bella Ciao sangat menempel di pikiran penontonnya secara global, yang secara tidak langsung memperkenalkan bahasa Spanyol kepada penonton. Serial lainnya seperti The Girl from Nowhere dari Thailand, ciri khas Nanno sang pemeran utama yang selalu mengucapkan "sawadee kha, nanno na kha" sebagai perkenalannya, sangat sering ditiru oleh penontonnya dan lagi-lagi membuktikan bahwa pengaruh Netflix dan film yang dihadirkannya dari berbagai negara mampu membawa budaya asing masuk ke negara-negara lain dengan sangat mudah, terutama penggunaan bahasa.

aaaabsuxkzkgtb6a2rv2yzuqbb5s0v-vprsqxkefmzhdpj1futtgh4nangajf1l-y7pwkl2gjogueea8o6mlzectkp5rr3srrgn-wyghtwjhiiihfbzgxr545afhxlpy-5f54946ad541df2ee32cb7b5.jpg
aaaabsuxkzkgtb6a2rv2yzuqbb5s0v-vprsqxkefmzhdpj1futtgh4nangajf1l-y7pwkl2gjogueea8o6mlzectkp5rr3srrgn-wyghtwjhiiihfbzgxr545afhxlpy-5f54946ad541df2ee32cb7b5.jpg
Hingga saat ini, tidak heran apabila Netflix tercatat sebagai media hiburan terbesar di kapitalisasi pasar 2020. Selain karena belum banyak layanan streaming yang menyediakan hiburan yang variatif, berkualitas dan bermutu tinggi, bahkan tersedia berbagai pilihan dari beberapa negara membuat Netflix dengan gampang mendominasi dunia hiburan secara global, mempengaruhi cara berpikir, bertindak, kebiasaan, dan budaya penontonnya, seperti yang dijelaskan teori eColonialism.

Referensi

Marcotrends. (Maret 31, 2020). Netflix revenue 2006-2020. Marcotrends.net. Diakses dari: https://www.macrotrends.net/stocks/charts/NFLX/netflix/revenue

McPhail, T.L. (2014). Global communication theories, stakeholders and trends (4th ed.). West Sussex: John Wiley & Sons.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun