Ini adalah pendakian pertamaku di tahun 2024, setelah tahun lalu rekor summit Puncak Sindoro hehe dan mengabadikan view Sumbing, rencana tahun ini mau gantian liat Sindoro dari Puncak Gunung Sumbing namun apa daya alam meminta untuk lain kali saja. Ngga usah ditanya lagi berangkat sama siapa, udah pasti trip bareng Tiga Dewa Adventure Indonesia as always. Berhubung ada libur Hari Raya Nyepi, sehingga tidak perlu ambil jatah cuti, ku putuskan untuk mulai pendakian ke Gunung Sumbing via Garung. Berangkat hari Jumat, 08 Maret 2024 start from meeting point, Halim Jakarta Timur kira-kira sekitar pukul 21:30 WIB. Dan tiba di basecamp Sumbing via Garung, Sabtu pagi pukul 05:30 WIB dengan total sekitar 41 peserta.
Mari kita mulai, setelah sarapan dan melakukan persiapan kami para peserta diminta berkumpul dan membentuk lingkaran depan basecamp guna mendengarkan arahan dan doa bersama yang saat itu sekitar pukul 10:00 WIB. Kami dibagikan voucher ojek yang akan mengantarkan hingga Pos 1, untuk naik ojek dikenakan biaya Rp30.000. Selama ini hanya nonton video orang-orang aja cobain ojek Sumbing, dalam bayangan sangat mengerikan namun ketika aku mencobanya "Waw! mau lagi" hahaha sebelum di gas sama si Bapak ojek, aku bertanya "Pak, saya mau buat video kira-kira aman ngga Pak pegang HP?", "Aman kok mba" Jawab si Bapak. Karena sudah mendapat approval maka kuberanikan untuk pegang HP. Posisi kita sebagai penumpang berada di depan ygy, tas carrier kita yang dipake si Bapak ojek di belakang dan untuk beberapa meter saja ku beranikan untuk video, setelahnya begitu jalannya lebih extreme ku matikan HP ku dan menikmati keseruan diatas motor tersebut hehe.
Lanjut, setelah sampai di Pos 1 kami berjalan menuju Pos 2 dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam untuk jalan santai. Trek dari Pos 1 ke Pos 2 itu masih bersahabat hanya karena musim hujan sehingga agak becek dan licin, dalam perjalanan menuju Pos 2 juga kita diberi kesempatan untuk menikmati aliran sungai dengan khas suaranya yang menenangkan. Tiba di Pos 2 yakali ngga jajan sih hehe rugi dong! kalo ada warung ya singgah dulu lah, gorengannya juga baru pada mateng :p
Merasa sudah cukup untuk istirahatnya, sisa aku bersama satu temanku Anas dan Mas Andri sang Sweeper. Kami bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju Pos 3 menyusul yang lainnya. Oiya saat kami berangkat dari Pos 2 kondisi sudah mulai hujan tipis-tipis ygy dan kami sudah menggunakan jas ujan "Ih akhirnya kepake juga jas ujan" batinku hehe soalnya selama ini disiapin aja tp ngga pernah kepake, sambil bercerita dan sesekali mengatur nafas kami tiba di pos bayangan pengkolan 9 pukul 13:00 WIB, jadi sebelum sampe ke Pos 3 kita ketemu warung lagi nih di pengkolan 9. Dua temanku ternyata masih menunggu disana, gantian saat aku dan Anas tiba, si Novi dan Ney memberi kami tempat duduk untuk kami bisa makan siang dulu, lalu mereka kembali jalan duluan. Usai makan siang (Bekel yang sudah diberikan Tigadewa dari basecamp) hujan turun dengan derasnya. Warung pun tiba-tiba full karena semua pendaki yang sedang beristirahat lari untuk berteduh di warung.Â
Setelah menunggu sekitar 1,5 jam menikmati teh hangat tiba-tiba "Nas, aduhhh kebelet lagi aku nih" Aduku kepada Anas, "Sama gue juga mau" balasnya. Ku coba lapor ke Mas Andri, namun tidak ada toilet di warung tersebut. Disarankan ke samping warung saja dan Mas Andri sempat menawarkan untuk mengantar dan mengawal tapi aku dan Anas bisa sendiri dan mencari tempat tersembunyi, sambil bergantian menjaga agar tidak ada yang lewat, hujan-hujan pula, kami terpaksa buang air kecil di balik pepohonan tanpa tenda toilet haha pertama kali juga nih begini.
Lanjut lagi yuk, setelah buang air kecil aku dan Anas minta lanjut jalan menuju Pos 3 agar segera sampai tenda karena jika menunggu hujan berhenti itu sangat tidak mungkin. Disini mental mulai diuji, tapi ku tetap coba menikmati sambil berdoa dalam hati, kenapa? Karena perjalanan kami bertiga diterpa angin kencang dan hujan yang cukup tinggi intensitasnya. Perjalanan terasa sangat jauh dan berat, karena sepatu sudah masuk air apalagi aku sempat terpleset karena trek yang dialiri air. Untuk momen ini ngga ada yang diabadikan ygy, bisa terus melangkah saja dan menahan dingin yang menusuk sudah sangat bersyukur, belum lagi kacamataku yang terus berembun dan basah yang membatasi penglihatan. "Gass, yok dikit lagi Pos 3" Ujar Mas Andri terus berulang ketika kami berhenti sejenak. Hingga akhirnya ada crew yang turun dari atas saat kami hampir tiba di Pos 3, crew tersebut menyusul kami karena khawatir dengan keberadaan kami yang belum juga sampai camp area. Ternyata temen-temen yang lain udah di atas semua, ngga ada lagi di Pos 3. Akhirnya untuk mempersingkat waktu dan agar segera beristirahat, Mas Andri mengambil alih tas carrier ku dan Anas agar beban kami berdua berkurang dan dapat mempercepat langkah. Tiba lah kami di camp area, disana terdapat warung yang memang dipakai oleh Tigadewa untuk dapur serta toilet. Mas Andri segera menginstruksikan aku dan Anas untuk mengganti semua pakaian kami, mungkin khawatir kami terkena Hipo ygy.Â
Finally tiba waktunya merebahkan badan di dalam tenda, thanks buat Novi yang sudah lebih dulu tiba dan memilih tenda hanya beberapa langkah dari warung. Angin dan hujan masih terus berlanjut hingga malam, kami pun sibuk membungkus diri menahan dinginnya hawa malam itu, sudah tak terbayangkan untuk bisa pergi Summit karena tenda kami saja terus digoyang oleh angin. Saat pagi tiba, sekitar pukul 04:00 WIB kami setenda terbangun karena mendengar akan pergi Summit jam 5. Namun saat jam 5, kami kembali mendengar bahwa tidak bisa Summit karena diatas sana badai angin jauh lebih kencang sehingga tidak disarankan untuk pergi ke Puncak. Kami pun mengisi waktu pagi itu hanya di dalam tenda, nyemil, bertukar cerita, foto-foto keluar ke Shelter padahal angin lagi kencang-kencangnya hemmm agak lain memang.