Mohon tunggu...
Ellym Novelinda
Ellym Novelinda Mohon Tunggu... Bankir - Halaman Ceritaku

Boru Ni Raja, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Mengingat Mimpi

10 November 2021   19:52 Diperbarui: 10 November 2021   20:08 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhirnya pemuda itu terbangun, namun mimpi itu datang lagi.

"Bangunnnn kiii!!! Oiii!!! Terlambat loh nanti, biarin aja calonmu diambil orang" Terdengar suara seorang Ibu heboh membangunkan anak laki-lakinya.

"Iya iya bu ini iki udah bangun loh" Jawab sang anak yang belum sepenuhnya sadar.

"Ya cepet dong kamu gimana mau pergi ngelamar anak orang kok bangun siang sih. Mandi sana cepet Ibu udah siapin tuh baju sama sepatu kamu"

"Iya bu iya ya Tuhaannn"

Setelah semua siap, pemuda yang berprofesi sebagai salah satu koki di sebuah Hotel mewah ternama di Jakarta itu pun pergi menuju kediaman sang kekasih yang sudah menanti kedatangannya.

Acara lamaran pemuda bernama Riki Setya yang biasa dipanggil Iki itu pun berjalan dengan sangat hikmat dan terpancar kebahagiaan dari wajah kedua calon mempelai, bagaimana tidak?  bisa mengikat janji dengan orang yang dicintai pasti sangatlah membahagiakan.

"Bro! gokilll lancar bro sampe hari H yaa....tapi kalo masih mau ganti masih bisa bro! Haha kidding men" Terdengar ucapan selamat dengan candaan dari salah satu sahabat pemuda itu.

Sebulan berlalu, tidak lama lagi Iki akan meminang dan melakukan upacara yang sakral untuk menetapkan seorang yang dicintainya itu sah menjadi istrinya. Namun kembali pada Ia yang punya kehendak, manusia dapat merencanakan segala sesuatunya, segala mimpinya, segala apa yang diinginkannya akan tetapi keputusan tetap ditangan Yang Empunya Kuasa.

"Aku minta maaf  ki, kamu pasti kecewa dan marah sama aku. Aku bener-bener minta maaf...semoga kamu bisa mendapatkan wanita yang tepat bukan seperti aku" Ucap wanita itu, wanita yang telah menerima lamaran sang pemuda itu harus memutuskan hubungan mereka, seolah-olah acara yang begitu hikmat dan bahagia sebulan yang lalu tidak punya kesan apapun untuk dipertahankan.

"Haha..lanjut lanjut. Aku ngga papa, ini pilihan kamu dan aku ngga bisa paksain. Semoga lancar pendidikan kamu dan cita-cita kamu berhasil. Aku ngga bisa apa-apa, tapi suatu saat kamu butuh bantuan hubungi aku, kita teman" Terdengar sangat pasrah namun tetap tegar pemuda itu mengatakannya, mimpinya harus gagal terwujud demi mimpi sang wanita yang akan melanjutkan jenjang pendidikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun