Mohon tunggu...
Ellyata Berlyani
Ellyata Berlyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis untuk Pak Yupiter

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Risiko Menjadi Solusi dari Tekanan Pandemi Covid-19

15 September 2021   11:52 Diperbarui: 15 September 2021   11:55 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia yang cerdas adalah manusia yang dapat mengantisipasi segala masalah dengan mempertimbangkan risiko dari tindakan yang diambilnya. Hal yang sama juga berlaku pada suatu negara, dimana suatu negara akan dikatakan memiliki manajemen baik apabila negara tersebut menerapkan budaya risiko yang baik pula. Dengan menerapkan budaya risiko, maka negara dapat mengantisipasi peristiwa atau kejadian tidak menyenangkan yang dapat terjadi.

Berhubungan atas hal tersebut, kehadiran Virus Corona atau Covid-19 yang merupakan pandemic di seluruh dunia adalah salah satu contoh dari kejadian tidak menyenangkan yang terjadi pada saat ini. Terhitung sejak awal kemunculannya di Wuhan, telah hampir 2 tahun lamanya kehadiran Virus Corona menghadirkan warna suram dalam kehidupan. Negara-negara di seluruh duniapun turut terkena dampak atas kehadiran virus Covid-19 tersebut. Sejumlah aspek yang mengalami penurunan membuat berbagai negara harus mempertimbangkan secara cermat mengenai tindakan yang harus diambilnya.

Berhubungan atas hal tersebut, kehadiran Virus Corona atau Covid-19 yang merupakan pandemic di seluruh dunia adalah salah satu contoh dari kejadian tidak menyenangkan yang terjadi pada saat ini. Terhitung sejak awal kemunculannya di Wuhan, telah hampir 2 tahun lamanya kehadiran Virus Corona menghadirkan warna suram dalam kehidupan. Negara-negara di seluruh duniapun turut terkena dampak atas kehadiran virus Covid-19 tersebut. Sejumlah aspek yang mengalami penurunan membuat berbagai negara harus mempertimbangkan secara cermat mengenai tindakan yang harus diambilnya.

Melihat fenomena tersebut, tentunya suatu pertanyaan besar muncul. Dimanakah Manajemen Risiko Indonesia? Pertanyaan ini bukanlah pertanyaan tidak berdasar, mengingat sejak awal kemunculan Virus Corona di Wuhan berbagai media berita dunia telah menyampaikan informasi yang memprediksi bahwa virus ini akan meningkat ke skala global. Indonesia tentu juga mengetahui kabar tersebut. Pemerintah seharusnya telah mempertimbangkan kemunculan virus ke Indonesia, sehingga mereka segera merumuskan mengenai tindakan apa yang harus diambil. Dengan demikian manajemen risiko dapat dihasilkan dan masyarakat dapat dipersiapkan akan dampak yang akan terjadi dengan segera dalam kurun waktu yang terbilang singkat.

Apabila sejak awal Indonesia memiliki manajemen risiko yang tepat dan budaya risiko yang baik terhadap Covid-19 maka Indonesia pasti mampu beradaptasi terhadap kondisi pada masa corona seperti sekarang ini. Dengan mendapatkan pengetahuan akan virus tersebut, seharusnya Indonesia mampu menentukan dan mengambil langkah yang tepat dan efektif untuk mengelola risiko akibat Covid-19 tersebut.

Sejauh ini manajemen risiko yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia hanyalah mengandalkan 5M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kermunan, mengurangi mobilitas, dan mencuci tangan. Manajemen tersebut tentu sudah cukup namun kurang efektif. Padahal dibutuhkan manajemen risiko yang efektif untuk bisa melalui kondisi Covid-19. menjadi sangat efektif apabila pemerintah lebih konsisten dan tegas. Selain itu, Indonesia yang mengambil langkah pembatasan social juga dinilai masih kurang efektif untuk mengatasi Covid-19. Hal ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang masih melanggar aturan tersebut.

Sejak Covid-19 hadir di Indonesia ketegasan yang diberlakukan kepada unit usaha bisnis tidak sama seperti yang diberlakukan kepada masyarakat luas. Sehingga tidak mengherankan jika banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Dibutuhkan konsistensi dari Indonesia untuk bisa memastikan langkah tersebut berjalan secara efektif. Konsistensi ini dapat diwujudkan melalui penerapan instrument reward and punishment. Dimana pemerintah harus secara tegas memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar pembatasan social yang ditetapkan dan memberikan penghargaan kepada pihak yang sudah secara tertib menaati peraturan yang ditetapkan. Dengan demikian, asas keadilan dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat.

Pada dasarnya, manajemen risiko dapat menjadi jalan keluar dari tekanan Covid-19 apabila sejak awal pemerintah sudah aware akan kehadiran virus tersebut. Namun terlambatnya kesadaran pemerintah membuat mitigasi atas besarnya risiko juga terlambat untuk diterapkan. Dengan demikian, dibutuhkan waktu yang lama untuk Indonesia dapat beradaptasi dengan kondisi. Manajemen risiko yang tepat serta budaya risiko yang sesuai seharusnya menjadi solusi atas situasi sekarang ini. Selain itu, mindset dan perilaku dari seluruh rakyat Indonesia sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pola pikir yang ingin terbebas dari situasi ini dan perilaku yang menaati setiap kebijakan pemerintah menyangkut Covid-19 dapat membantu Indonesia mencapai pintu gerbang kebebasan Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun