Introvert adalah orang yang lebih senang menghabiskan waktu sendirian atau bersama satu dan dua orang teman terdekat mereka dibandingkan berada dalam keramaian. Introvert juga seringkali disamakan dengan pemalu.
Saya adalah seorang introvert. Mengapa saya dapat mengatakan dan menilai diri saya sendiri sebagai seorang introvert? Bukan semata-mata hanya karena menjalani sebuah tes kepribadian sehingga saya menyimpulkan diri saya adalah intovert namun karena sifat, perbuatan, dan apa yang saya rasakan selama ini mencerminkan ciri-ciri dari seorang introvert.
Mengutip dari Katadata.co.id, berikut ciri-ciri kepribadian introvert:
- Introvert cenderung tertutup dan lebih menyukai pikirannya sendiri. Mereka membutuhkan waktu sendiri atau bersama teman dekat untuk memulihkan energi.Â
- Introvert cenderung pendiam dan melihat situasi jika berbicara di lingkungan yang baru.Â
- Tipe kepribadian introvert lebih suka mendengarkan lawan bicara. Mereka akan berpikir dahulu untuk membalas sebuah pernyataan.Â
- Introvert lebih menyukai pertemanan di lingkup kecil yang membuat mereka nyaman.Â
- Introvert harus menyesuaikan dengan situasi baru. Mereka harus beradaptasi dan mengenal lebih di lingkungan baru.Â
- Tipe kepribadian introvert bisa berkonsentrasi jika berada di lingkungan yang tenang dan sepi.
Ciri-ciri introvert yang lainnya adalah:
- Lebih menyukai menghabiskan waktu untuk sendiri.
- Tidak suka menjadi pusat perhatian.
- Introvert menilai sebuah hubungan namun menjaga kualitas sebuah hubungan dan pertemanan di lingkup kecil.Â
- Berpikir dahulu sebelum bertindak atau berucap.Â
- Membutuhkan waktu sendiri dengan merenung untuk mengisi ulang energi.Â
- Suka bekerja dalam lingkungan tenang, mandiri, dan berada di lingkup kecil. Namun, introvert bisa bekerja dalam suasana ramai tergantung situasi.Â
- Lebih fokus dan melakukan minat yang sesuai.
Beberapa bulan sebelum memasuki perkuliahan saya telah bertekat untuk mengubah kepribadian saya secara perlahan, dari yang awalnya pendiam, pasif, dan pemalu menjadi lebih aktif, terbuka, dan percaya diri.Â
Saya memulai hal tersebut dari mengikuti sebuah pertemuan bersama teman-teman seangkatan 1 prodi yang lain sebelum dimulainya masa PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru).Â
Saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman dengan berkumpul bersama orang-orang baru ditengah keramaian. Di pertemuan itu saya berkenalan dengan sekitar 15 teman baru dari total keseluruhan yang mengikuti adalah kurang lebih 80 orang. Bagi saya langkah yang saya ambil tersebut sudah cukup memuaskan untuk tahap awal.
Kemudian memasuki masa PKKMB saya cukup bangga akan kemajuan yang saya buat karena saya dapat berkenalan dan berhubungan baik dengan teman-teman sekelompok saya yang 1 prodi maupun berbeda prodi.Â
Masuk ke pembagian kelas, saya berharap untuk dapat kelas A yang dimana nantinya kelas A adalah kelas dengan anak-anak yang nilainya tertinggi dan bagus-bagus dari hasil tes TOEFL dan saya sangat bersyukur karena harapan saya tercapai.Â
Namun, ternyata saya cukup kesulitan untuk beradaptasi dan bersosialisasi kembali sehingga saya sempat tersendat dan putus asa untuk berubah.
Selama kurang lebih sebulan perkuliahan dan saya tidak ada kemajuan, saya kembali menjadi seseorang yang tertutup dan pendiam sehingga saya tidak mendapatkan banyak teman dekat di kelas, saya merasa kurang nyaman saat di kelas, ketika diskusi cenderung diam dan pasif padahal didalam otak sudah terpikirkan apa saja yang akan diusulkan saat diskusi.Â