“Horee hujan lagi...!!” Ping melonjak kegirangan begitu terdengar tak tuk tik air hujan memercik di kaca jendela belakang mejanya.
Cepat-cepat dia membuka jendela ... dan menengadahkan telapak tangannya.. sambil tersenyum kegirangan.
“Dasar orang aneh..kumat lagi dah!!” teriak Imey yang duduk di sebelahnya.
“Apa sih enaknya hujan, kenapa kamu bahagia sekali, yang ada juga ntar banjir bakalan susah deh pulang ke rumah, jalanan macet.. whewh..” Cuy berkicau dari seberang meja Ping sambil merapikan file-file pekerjaannya.
“Biarin aja, aku suka hujan... hujan itu indah... hujan itu menyenangkan..aku ingin menari di bawah hujan..”sahut Ping tanpa berpaling tetap dengan posisinya menengadahkan tangan keluar jendela.
Buatku hujan adalah sesuatu yang menyenangkan, aku sendiri nggak pernah tau mengapa, ada sesuatu yang aku rasakan tiap kali hujan datang, aku ingin menari di bawah hujan... Hmmm... tapi pasti aku bakal dilihat lebih aneh sama teman-temanku...
Hujan selalu membawaku kepada suatu perasaan yang aku sendiri tidak bisa menjelaskan ada rasa bahagia tiap kali melihat tetes air turun.. mencium bau hujan...
Tiap kali hujan aku seperti di bawa ke tempat lain, ke masa kanak-kanak, masa bahagiaku saat aku tidak punya beban apapun... saat aku bermain dengan teman-teman kampungku.. berlari di bawah hujan, basah, menggigil, tertawa, ceria, dan kadang ikut teman laki-laki bermain bola di bawah hujan... meskipun seringkali hanya jadi penggembira... tapi aku bahagia... kadang aku pergi ke pinggir rel kereta api di jalan sebrang rumahku... hanya untuk duduk di kawat pembatas rel sambil menikmati hujan....
Meskipun setelah itu aku harus merasakan pukulan dan omelan ibu begitu sampai di rumah...
“Sudah tau hujan kenapa malah maen di luar, lihat bajumu berlumpur semua....” buk.. buk.. buk... sabetan gagang sapu itu mampir ke tubuhku... aku hanya bisa meringis menahan sakit... tapi aku tidak marah... karena aku memang salah... sudah membuat cucian ibuku sedikit lebih berat...
Tapi aku hanya ingin menikmati hujan...
He..he.. tapi setelah itu aku akan mendapatkan segelas teh hangat, sepiring nasi yang disuapkan ke mulutku... so sweet...
Sekarang aku tinggal jauh dari ibuku... tidak ada lagi ocehan dan omelan tentang hujan karena ulahku, tidak ada lagi pukulan sapu, segelas teh dan suapan nasi,...hanya kicau teman-temanku yang selalu menganggapku aneh...
Mungkin kalau mereka tau ceritaku... aku tidak akan dianggap aneh lagi...
Aku berharap suatu hari nanti aku akan benar-benar menari di bawah hujan..... J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H